Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. —Yeremia 18:4
Pada waktu saya di bangku SMA saya mendapatkan kesempatan untuk mengikuti sebuah karya wisata, salah satu tempat kunjungan wisata yang membuat saya terkesan adalah tempat pembuatan barang-barang dari tanah liat yang orang sering kenal dengan kata gerabah. Disana begitu banyak barang-barang yang telah dihasilkan dengan beragam bentuk, ukuran dan jenisnya serta kualitasnya yang terpajang di galeri. Kemudian saya dan rombongan di ajak menuju ke pabrik tempat pembuatannya. Sesampai di pabrik saya takjub melihat proses pembuatannya dari bahan dasar tanah liat yang tidak bernilai dan tidak berguna bagi sebagian orang (tanah gitu loh) tapi bisa menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Dengan ketekuanan dan ketelitian para pengrajin sebuah tanah yang takbernilai dan tak berguna bisa menjadi sebuah karya yang bernilai tinggi. Tanah-tanah liat itu di bentuk sesuai gambaran yang terbaik dari sang pengrajin Untuk mendapatkan bejana ataupun barang gerabah yang terbaik, tidak dengan asal-asalan saja namun melalui sebuah proses yang panjang dan lama, tanah liat yang kita sering lihat tidak berguna namun di tangan seorang pengrajin dapatmenjadikan tanah yang tidak berharga, yang di pandang rendah oleh beberapa orang dapat di jadikan yang indah, tanah tersebut di bentuk dengan sangat pelan dan hati-hati setelah terbentuk suatu yang di inginkan bukan hanya di situ saja namun untuk menjadikan hasil terbaik bejana itu harus di bakar pada suhu yang sangat tinggi. Mungkin jika bejana tersebut dapat berkata mungkin ia bukan hanya berkata aja namun bejana tersebut akan berteruak kesakitan. Semakin panas dan lama proses pembakaran akan menjadikan bejana lebih bagius, jadi dapat dikatakan bahwa proses pembakaran yang sangat panas mempengaruhi kualitas dari bejana/ guci tersebut. dan apabila terjadi kesalahan dalam pembuatan pengrajin tersebut tidak dengan segampannya membuangnya namun dia akan tetap membentuk menjadi benda yang lain dengan bentuk yang lain sesuai dengan apa yang baik dalam pandangannya.
Dari firman Tuhan yang kita baca hari ini yang terambil dari Yeremia 18 : 1-10 Allah ingin memberikan sebuah gambaran/pembelajaran bagi bangsa Israel lewat perantara nabi yeremia bahwa Allah bekerja dalam hidup bangsa Israel sama seperti tukang periuk (yeremia 18:6 - "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!”) demikian pula cara kerja Allah dalam hidup kita.
1. Seringkali kita mengeluh dengan keadaan di tempat ini pembentukan di tempat ini ada beberapa dari antara kita yang pernah berkata “ saya tidak tahan di tempat ini saya ingin keluar dan kembali pada kehidupan saya yang dahulu, kehidupan yang bebas tidak aturan, ada pula yang mengatakan bahwa pembentukan ini terlalu mengganggu hidup saya saya tidak bebas untuk mengunakan pakaiaan yang saya sukai, di sini saya harrus meninggalkan dunia fasion saya. Ada pula yang mengatakan peraturan di tempat ini terlalu banyak.
Namun tidak kah kita menggerti bahwa ini adalah pembentukan . sama seperti periuk, untuk mendapatkan yang baus harus melalui proses yang menyakitkan , jika kita ingin menjadi yang baik, menjadi seorang hamba tuhan yang berkualitas kita harus dapat melaui ini bersama pengrajin kita yaitu Yesus .
2. Dia yang adalah Pengrajin yang agung, mengumpulkan potongan dan serpihan-serpihan hidup kita yang telah hancur dan dianggap sudah tidak berharga dan bernilai lagi kemudian memulihkannya menjadi sesuatu yang kembali bernilai dan berarti (Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya. —Yeremia 18:4) mungkin kita pernah menganggap bahwa diri kita telah hancur, masa lalu kita sangat buruk jadi kita merasa tidak layak di hadapan tuhan dan membuat kita tidak dapat bertahan dalam pembentukan yang terjadi dalam hidup kita. Tuhan mau memakai kita yang telah hancur dan hina ini, mengangkat kita menjadikan setiap masa lalu kita menjado sebuah pembelajaran kelak, tuah tidak memandang hina hati yang hancur, naum tuhan mengambil serpihan, kepingan yang telah hancur itu dan menjadikan suatu yang indah di mata Tuhan, rencana Tuhan tidak pernah gagal, walaupun masa lalau kita kelam sekaligus.
Untuk itu mulai dari sekarang marilah kita menyerahkan hidup kita kepada ALLAH yang adalah pengrajin agung untuk dipakai dan di bentuk dengan sesuai kehendak-Nya menjadi alat yang berguna dan hidup kitapun akan menjadi indah.
maukah kita menyerahkan hidup kita untuk di bentuk, untuk di bimbing meskipun itu menyakitkan , ingatlah bahwa kita yang hancur telah di ubahkan menjadi indah, maukah kita menyerahkan hidup kita?????
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar