Salomo adalah seorang putra raja Daud, yang kemudian
menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Saul dan Daud, ayahnya. Ibunya bernama Batsyeba
binti Eliam. Menurut keterangan dari
kitab 1 Raja-raja pasal 3, setelah Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran
di Gibeon, Allah menampakkan diri padanya lewat mimpi dan berjanji akan
mengabulkan apapun permintaan Salomo. Salomo meminta kebijaksanaan dari Allah
untuk menimbang segala perkara dan mampu bersikap sebagai raja yang adil bagi
seluruh umat Israel. Adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang
demikian.
Ketika
seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum berdasarkan hikmat yang
diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa
hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan, dan Allah
memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang
luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat
segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana
dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman,
Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala
bangsa sekelilingnya.
Dalam
kehebatnnya, dalam hikmat yang ia miliki ia masih merendahkan diri. Ia merasa
bahwa ia tidak tahu apa yang mejadi rencana Allah, siapa Allah sebenarnya, dan
dia menyadari semua yang ia dapatkan adalah hanya anugrah semata-mata. Hal ini
dituangkan di dalam Amsal 25: 2-3. Dari Amsal 25:2-3 yang ia tulis kita dapat
merenungkan tentang:
1. Kemulian Allah Menyembunyikan
Rahasia Firman (Di Dalam Perkataannya)
Allah adalah
Allah yang tidak dapat difikirkan secara logika. Logika manusia tidak mampu melihat siapa Allah
yang sebenarnya. Allah menyingkapkan dirinya sejauh apa yang ada di dalam di
depan kita yaitu Alkitab. Jika kita mengetahui siapa Allah sebenarnya maka
esensinya kita jauh lebih kuasa, jauh lebih hebat dari pada Allah. Siapalah manusia
sehingga kita dapat melihat siapa dirinya yang sebenarnya dan apa yang apa yang
ia perbuat. Di dalam PL Allah menyingkapkan dirinya hanya kepada nabi-nabi-Nya,
dan juga melalu penyertaannya secara langsung dalam bentuk tiang api dan tiang
awan dan Teofani. Pada PB Allah menyingkapkan dirinya secara langsung ada di
dalam diri Yesus.
Kebenaran-kebenaran tidak pernah bisa
ditemukan dan dimengerti oleh manusia, kecuali Tuhan yang membukakannya. Karena
itu kalau sampai saudara bisa mengerti Firman Tuhan, semuanya karena karunia
dari Tuhan saja.
Calvin -
Firman Allah tidaklah merupakan sesuatu yang kabur / tidak jelas, kecuali dunia
menggelapkannya dengan kebutaan mereka sendiri. Dan Tuhan menyembunyikan
rahasia rahasia- Nya sehingga pengertian tentang hal itu tidak mencapai
orang-orang yang ditetapkan untuk binasa. Ada 2 cara Ia tidak memberi mereka
terang dari ajaran-Nya. Kadang-kadang Ia menyatakan, dengan cara yang gelap (Perumpamaan),
sesuatu yang bisa dinyatakan secara lebih jelas; dan kadang-kadang Ia
menjelaskan pikiran-Nya secara penuh…tetapi Ia memukul pengertian mereka dengan
ketumpulan dan pikiran mereka dengan kebodohan, sehingga mereka buta di
tengah-tengah matahari yang terang.
Hanya oleh
Anugrah dan dengan iman saja kita dapat mempelajari Firman Tuhan, dan kita percaya.
Jika kita bukan umat pilihannya maka seberapa seringpun kita baca, kita gali
tetap saja tidak akan dapat percaya kepada Allah, hal ini karena Allah bukan
ada di dalam logika namun Allah berada di atas logika.
2. (bahasa
asli: Raja terus-menerus mencari atau
menyelidiki makna Firman.)
Raja yang bijaksana
adalah raja yang memiliki pengetahuan yang luas. Dalam Israel kuno Raja bukan
hanya pelindung dalam kesenian namun juga dalam hal pengetahuan. Jadi kebijaksanaan
raja dapat diukur sejauh mana pengetahuannya. Raja yang ideal dikokohkan oleh kebenaran.
Bagaimana jika
seorang pemimpin memimpin dengan tidak memiliki pengetahuan, mengenai apa yang
menjadi bagianya. Contohnya Raja: seorang raja harus memiliki pengetahuan
dibidang politik, dibidang militer, dibidang sistem perekonomian rakyat, dll. Bagaimana
raja dapat memimpin suatu kerajaan dengan baik jika tidak memiliki hal diatas?
Demikian pula
dengan kita, kita adalah calon-calon pemimpin umat Allah dan membawa mereka
kepada Allah. Kebenaran hanya ada dan hanya didapatkan melalui Firman Tuhan. Jangan
harap kita dapat memimpin jemaat, murid kepada kebenaran jika kita sendiri
tidak memiliki pengetahuan yang benar. Engan untuk mengali kebenaran Firman
Tuhan. tolak ukur seorang pemimpin umat Allah adalah Alkitab. Para pemimpin
umat Allah seharusnya dengan tekun menggali kedalaman penyataan Allah di dalam
Firman-Nya (lih. 1Kor 2:6-16).
Jikalau kita
menemukan sesuatu tentang dunia disekeliling kita, kita tidak perlu merasa
lebih hebat dari pada Tuhan. lebih hebat dari pada orang lain. Pengetahuan yang
kita miliki akan membawa kita kepada Tuhan. Dan pada umumnya membawa kita
kepada bidang-bidang baru yang
membutuhkan eksplorasi. Melaui pengetahuan kita, biarlah nama Tuhan akan
dipermuliakan.
3. (bahasa
asli: Seperti tingginya langit dan dalamnya bumi itu, demikian hati raja tidak
dapat diselidiki.)
Ayat 3
adalah gabungan dari 2 poin yang dibahas di atas. Sebgaimana pikiran Allah
tersembunyi bagi raja, demikian juga pikiran raja tersembunyi bagi kita. Hal ini
mungkin berhubungan dengan superioritas hikmat dari raja atau perbuatan-perbuatan raja yang tidak
diketahui sebabnya. Raja dapat berpikir atau bertindak sebebasnya tanpa
menejelaskan perbuatannya kepada seorangpun.
Apa yang ada
di pikiran dan hati seorang raja tak seorang rakyatnya pun tahu. Akan
tetapi, raja-raja itu sama sekali tidak sanggup untuk menyembunyikan hati dan
pikiran mereka dari hadapan Tuhan. Tuhan mengetahui segala sesuatu yang
ada di dalam hati dan pikiran kita, lebih dari kita sendiri tahu. Kok
bisa? Sebab Tuhan adalah Pencipta kita, Dia itu Mahasempurna. Walaupun
orang lain ataupun orang terdekat dengan kita tidak tahu pikiran kita, dan juga
sebaliknya, namun Tuhan tahu. Daud mengatakan, "Engkau mengetahui,
kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh." (Mazmur
139:2). Ini menunjukkan bahwa Tuhan itu sangat peduli kepada kita.
Saat kita duduk, Dia melihat dan memperhatikan; manakala kita berdiri, Dia juga
ada di sana. Jadi, tidak ada satu tindakan pun atau gerak-gerik kita yang
terlepas dari pengamatan Tuhan. Termasuk apa saja yang ada di pikiran
kita, yang sedang kita pikirkan, bahkan pikiran-pikiran yang masih berupa
imajinasi, angan-angan atau niat dalam diri kita, Dia sangat tahu secara
rinci. Alkitab menyatakan, "Tuhan menyelidiki segala hati dan
mengerti segala niat dan cita-cita." (1 Tawarikh 28:9a).
Allah tidak dapat
diselami oleh pikiran logika manusia, karena Allah diatas logika manusia. Untuk
mengerti sepintas siapa Allah ia telah membukakan dirinya melalui Alkitab yang
dapat kita baca dan renungkan pada saat ini. Seorang pemimpin diukur dari pengetahuannya.
Untuk dapat mengerti dan memahami pengetahuan harus didasarkan pada kebenaran. Kebenaran
hanya dapat didapatkan ketika kita mempelajari sungguh-sungguh dan dengan
tekun. Apa yang kita pikirkan mungkin
kita dapat sembunyikan dari orang lain dan juga orang yang dekat dengan kita, namun
tidak dapat disembunyikan dari hadapan Allah. Dia tahu apa yang kita lakukan
dan rasakan walupun orang lain tidak tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar