Jumat, 08 November 2013

ENGAKAU TAHU SIAPA AKU, KU TAK TAHU SIAPA ENGKAU AMSAL 25:2-3




Salomo adalah seorang putra raja Daud, yang kemudian menjadi raja ketiga kerajaan Israel setelah Saul dan Daud, ayahnya. Ibunya bernama Batsyeba binti Eliam.  Menurut keterangan dari kitab 1 Raja-raja pasal 3, setelah Salomo mempersembahkan seribu korban bakaran di Gibeon, Allah menampakkan diri padanya lewat mimpi dan berjanji akan mengabulkan apapun permintaan Salomo. Salomo meminta kebijaksanaan dari Allah untuk menimbang segala perkara dan mampu bersikap sebagai raja yang adil bagi seluruh umat Israel. Adalah baik di mata Tuhan bahwa Salomo meminta hal yang demikian.
Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan hukum berdasarkan hikmat yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan keadilan, dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, sehingga hikmat Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang Mesir. Ia lebih bijaksana dari pada semua orang, dari pada Etan, orang Ezrahi itu, dan dari pada Heman, Kalkol dan Darda, anak-anak Mahol; sebab itu ia mendapat nama di antara segala bangsa sekelilingnya.
Dalam kehebatnnya, dalam hikmat yang ia miliki ia masih merendahkan diri. Ia merasa bahwa ia tidak tahu apa yang mejadi rencana Allah, siapa Allah sebenarnya, dan dia menyadari semua yang ia dapatkan adalah hanya anugrah semata-mata. Hal ini dituangkan di dalam Amsal 25: 2-3. Dari Amsal 25:2-3 yang ia tulis kita dapat merenungkan tentang:
1.      Kemulian Allah Menyembunyikan Rahasia Firman (Di Dalam Perkataannya)
Allah adalah Allah yang tidak dapat difikirkan secara logika.  Logika manusia tidak mampu melihat siapa Allah yang sebenarnya. Allah menyingkapkan dirinya sejauh apa yang ada di dalam di depan kita yaitu Alkitab. Jika kita mengetahui siapa Allah sebenarnya maka esensinya kita jauh lebih kuasa, jauh lebih hebat dari pada Allah. Siapalah manusia sehingga kita dapat melihat siapa dirinya yang sebenarnya dan apa yang apa yang ia perbuat. Di dalam PL Allah menyingkapkan dirinya hanya kepada nabi-nabi-Nya, dan juga melalu penyertaannya secara langsung dalam bentuk tiang api dan tiang awan dan Teofani. Pada PB Allah menyingkapkan dirinya secara langsung ada di dalam diri Yesus.
 Kebenaran-kebenaran tidak pernah bisa ditemukan dan dimengerti oleh manusia, kecuali Tuhan yang membukakannya. Karena itu kalau sampai saudara bisa mengerti Firman Tuhan, semuanya karena karunia dari Tuhan saja.
Calvin - Firman Allah tidaklah merupakan sesuatu yang kabur / tidak jelas, kecuali dunia menggelapkannya dengan kebutaan mereka sendiri. Dan Tuhan menyembunyikan rahasia rahasia- Nya sehingga pengertian tentang hal itu tidak mencapai orang-orang yang ditetapkan untuk binasa. Ada 2 cara Ia tidak memberi mereka terang dari ajaran-Nya. Kadang-kadang Ia menyatakan, dengan cara yang gelap (Perumpamaan), sesuatu yang bisa dinyatakan secara lebih jelas; dan kadang-kadang Ia menjelaskan pikiran-Nya secara penuh…tetapi Ia memukul pengertian mereka dengan ketumpulan dan pikiran mereka dengan kebodohan, sehingga mereka buta di tengah-tengah matahari yang terang.
Hanya oleh Anugrah dan dengan iman saja kita dapat mempelajari Firman Tuhan, dan kita percaya. Jika kita bukan umat pilihannya maka seberapa seringpun kita baca, kita gali tetap saja tidak akan dapat percaya kepada Allah, hal ini karena Allah bukan ada di dalam logika namun Allah berada di atas logika.
2.       (bahasa asli: Raja terus-menerus mencari  atau menyelidiki makna Firman.)
Raja yang bijaksana adalah raja yang memiliki pengetahuan yang luas. Dalam Israel kuno Raja bukan hanya pelindung dalam kesenian namun juga dalam hal pengetahuan. Jadi kebijaksanaan raja dapat diukur sejauh mana pengetahuannya.  Raja yang ideal dikokohkan oleh kebenaran.
Bagaimana jika seorang pemimpin memimpin dengan tidak memiliki pengetahuan, mengenai apa yang menjadi bagianya. Contohnya Raja: seorang raja harus memiliki pengetahuan dibidang politik, dibidang militer, dibidang sistem perekonomian rakyat, dll. Bagaimana raja dapat memimpin suatu kerajaan dengan baik jika tidak memiliki hal diatas?
Demikian pula dengan kita, kita adalah calon-calon pemimpin umat Allah dan membawa mereka kepada Allah. Kebenaran hanya ada dan hanya didapatkan melalui Firman Tuhan. Jangan harap kita dapat memimpin jemaat, murid kepada kebenaran jika kita sendiri tidak memiliki pengetahuan yang benar. Engan untuk mengali kebenaran Firman Tuhan. tolak ukur seorang pemimpin umat Allah adalah Alkitab. Para pemimpin umat Allah seharusnya dengan tekun menggali kedalaman penyataan Allah di dalam Firman-Nya (lih. 1Kor 2:6-16).
Jikalau kita menemukan sesuatu tentang dunia disekeliling kita, kita tidak perlu merasa lebih hebat dari pada Tuhan. lebih hebat dari pada orang lain. Pengetahuan yang kita miliki akan membawa kita kepada Tuhan. Dan pada umumnya membawa kita kepada bidang-bidang  baru yang membutuhkan eksplorasi. Melaui pengetahuan kita, biarlah nama Tuhan akan dipermuliakan.
3.       (bahasa asli: Seperti tingginya langit dan dalamnya bumi itu, demikian hati raja tidak dapat diselidiki.)
Ayat 3 adalah gabungan dari 2 poin yang dibahas di atas. Sebgaimana pikiran Allah tersembunyi bagi raja, demikian juga pikiran raja tersembunyi bagi kita. Hal ini mungkin berhubungan dengan superioritas hikmat dari raja  atau perbuatan-perbuatan raja yang tidak diketahui sebabnya. Raja dapat berpikir atau bertindak sebebasnya tanpa menejelaskan perbuatannya kepada seorangpun.
Apa yang ada di pikiran dan hati seorang raja tak seorang rakyatnya pun tahu.  Akan tetapi, raja-raja itu sama sekali tidak sanggup untuk menyembunyikan hati dan pikiran mereka dari hadapan Tuhan.  Tuhan mengetahui segala sesuatu yang ada di dalam hati dan pikiran kita, lebih dari kita sendiri tahu.  Kok bisa?  Sebab Tuhan adalah Pencipta kita, Dia itu Mahasempurna.  Walaupun orang lain ataupun orang terdekat dengan kita tidak tahu pikiran kita, dan juga sebaliknya, namun Tuhan tahu. Daud mengatakan, "Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh."  (Mazmur 139:2).  Ini menunjukkan bahwa Tuhan itu sangat peduli kepada kita.  Saat kita duduk, Dia melihat dan memperhatikan; manakala kita berdiri, Dia juga ada di sana.  Jadi, tidak ada satu tindakan pun atau gerak-gerik kita yang terlepas dari pengamatan Tuhan.  Termasuk apa saja yang ada di pikiran kita, yang sedang kita pikirkan, bahkan pikiran-pikiran yang masih berupa imajinasi, angan-angan atau niat dalam diri kita, Dia sangat tahu secara rinci.  Alkitab menyatakan, "Tuhan menyelidiki segala hati dan mengerti segala niat dan cita-cita."  (1 Tawarikh 28:9a).

                Allah tidak dapat diselami oleh pikiran logika manusia, karena Allah diatas logika manusia. Untuk mengerti sepintas siapa Allah ia telah membukakan dirinya melalui Alkitab yang dapat kita baca dan renungkan pada saat ini. Seorang pemimpin diukur dari pengetahuannya. Untuk dapat mengerti dan memahami pengetahuan harus didasarkan pada kebenaran. Kebenaran hanya dapat didapatkan ketika kita mempelajari sungguh-sungguh dan dengan tekun.  Apa yang kita pikirkan mungkin kita dapat sembunyikan dari orang lain dan juga orang yang dekat dengan kita, namun tidak dapat disembunyikan dari hadapan Allah. Dia tahu apa yang kita lakukan dan rasakan walupun orang lain tidak tahu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar