Selasa, 05 Februari 2013

TUHAN RAJA di DALAM HIDUPKU


Tuhan Raja  di dalam hidupku
1 Samuel 8
Rosalia Fransika Sari

Setelah Samuel tua, Samuel mengangkat kedua anaknya  menjadi hakim atas bangsa Israel. Nama kedua anaknya adalah Yoel dan Abia. Keduanya menjadi hakim di bersyeba. Hakim adalah  (bahasa Ibrani: שופטים shôphatîm atau shoftim) pada zaman Israel kuno adalah istilah untuk pemimpin bangsa Israel. Seorang hakim adalah "penguasa atau pemimpin militer, sekaligus orang yang memimpin pengadilan hukum. Tugasnya dalah rmengadili. Namun berbeda dengan yang dilakukan oleh anak-anak Samuel. Yang dilakukan anak-anak Samuel sebagi seorang hakim adalah memutar balikkan fakta atau kebenaran yang sesungguhnya. Dia mau menerima suap untuk membenarkan suatu perkara. Mengjar keuntungan atau laba. Sikap kedua anak Samuel sama seperti anak-anak Eli.  Mungkin orang tua mereka sibuk dengan pelayanannya, sehingga tidak memperhatikan tingkah laku anaknya. Perbedaannya adalah anak eli mementingkan kenikmatan perut sedangkan anak dari Samuel mementingkan isi kantong walupun dengan cara-cara yang kotor.
Sebenarnya hakim dipilih bukan berdasarkan keturunan, pemilihannya bersifat karismatik. Dipilih secara langsung oleh Allah menurut kehendaknya. namun Samuel menjadi imam mereka tidak taat dengan mengangkat anak mereka menjadi imam. sangatlah jelas terjadi nepotisme, mementingkan sanak saudara untuk menduduki suatu jabatan tertentu. . Samuel melakukan kesalahan yang telah dilakukan oleh Eli. Sebenarnya Samuel dan Eli tahu peraturan untuk memilih seorang hakim namun mereka melanggarnya, dan mereka pun menerima akibatnya.apa yang dapat kita pelajari dalam poin ini?
Kita harus belajar dari kesalahan orang lain, belajar dari kekurangan orang lain, agar kita tidak melakukan hal yang sama. Jikalau kelak Tuhan mengizinkan kita melayani tetap perhatikan keluarga, jangan sibuk dengan pelayanan kita tanpa memperhatikan anak-anak kita. Bukan seperti istilah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, iya jikalau tempat tumbuh pohon tersebut datar mungkin buah akan tumbuh dekat dan tidak jauh, namun jika pohon tersebut berada di tanah yang miring, jurang, dan sungai maka akan tumbuh jauh dari pohonnya.  Anak seorang yang beriman tidak menjamin anak tersebut baik, namun ia harus menentukan pilihannya sendiri. Ketidak adilan sudah terjadi sejak dahulu, jikalau kita mengerti yang benar namun kita menyembunyikannya, malah kita memutar balikkan kebenaran, lalu apakah yang membedakan kita dengan anak-anak Samuel?
 Setelah anak Samuel memerintah sebagai hakim atas orang Israel, dan tua-tua Israel melihat akan keburukan yang dilakukan oleh mereka. Hal ini dijadikan alasan bagi tua-tua Israel dan orang Israel untuk meminta seorang raja yang memerintah atas mereka. Karena mereka tidak mendapat ketentraman, Israel jatuh bagun dalam masalah hak karena telah diputar balikan oleh anak-anak Samuel.  Di tambah lagi alas an Israel jatuh bangun karena tidak ada pemimpin yang tetap dan menghadapi tekanan dari orang filistin (Pada waktu itu bangsa Israel mengahapi ancaman agresi militer dari bangsa Filistin yang berusahan memperluas  daerah kekuasaan. Keadaan itu memungkinkan bagi bangsa filistin karena mereka sedikit lebih maju dari bangsa Israel. Falistin yang sudah memiliki pasukan militer dan sudah terorganisasi dengan baik membuat serangan-serangan mereka benar-benar telah diperhitungkan sesuai dengan strategi perang pada zamannya .Dalam menghadapi krisisi politik pada waktu itu, maka muncullah keinginan umat Israel akan keberadaan seorang raja yang mampu menggorganisie uamt dalam menghadapi tantangan dari musuh). Jatuh bangun dan kekalahan yang mereka alami bukan karena ketidak mampuan Hakim yang memerintah bangsa Israel namun akibat dari dosa-dosa orang Israel itu sendiri. Tua-tua berfikir jikalau ada raja yang memerintah maka tidak akan mengalami jatuh bangun. Orang Israel ingin  mereka seperti bangsa lain (ayat 5)yang memiliki pemimpin yaitu raja seperti edom, Moab dan Amon. Keinginan mereka seperti bangsa lain adalah penyelewengan, penolakan terhadap Tuhan. Mereka lupa bahwa mereka ada bangsa yang istemewa yang dikepalai dan di rajai oleh Allah sendiri yang memerintah mereka dengan perantara nabi, imam dan hakim pada saat itu.
Samuel sangat kesal dengan rengekan bangsa isrel yang tida henti, yang selalu menuntut dan menuntut .  Mereka tidak menanyakan kehendak Tuhan  tatapi mereka mengukuti apa yang menjadi kata hati mereka sendiri. Bukannya sama hal nya dengan kita, kita ingin sesuatu namun kita tidak menanyakan dulu kepada Tuhan apakah ini kehendak Tuhan atau bukan. Bukan hanya sekali saja mereka meminta raja namun dulu pernah terjadi, bangsa Israel ingin jika Gideon memerintah sebagi raja, serta keturunannya mereka beranggapan bahwa dia (Gideon) telah menyelamatkan mereka dari tangan orang Midian. Namun Gideon pun juga menegaskan bahawa bukan Gideon yang akan menyelamatkan, dan yang memerintah orang Israel tetapi ALLAH sendiri (Hakim-hakim 8:22-23.) Satu hal yang harus kita ingat bahwa Tuhan selalu akan selalu memberikan yang terbaik buat kita. Kehendak Tuahan adalah kehendak yang terbaik untuk kita. Tuhan tidak akan memberikan batu jika kita meminta roti, tidak akan memberikan ular jika kita meminta ikan. Ia akan memberikan yang terbaik kepada mereka yang meminta kepada Nya (Matius 7:7-11). Masalah meminta raja sebenarnya tidak salah tapi yang menjadi kesalahan adalah motifasi mereka yang salah. Yaitu ingin mengantikan Allah sebagi raja menjadi manusia yang menjadi raja atas israel.
Sebelum Allah mengabulkan atau menjawab doa mereka, Tuhan menyuruh Samuel untuk memperingtakan bangsa Israel akan konsekuensi yang akan mereka alami dan rasakan. Bukan hal yang mudah yang akan mereka alami, anak laki-alaki akan dipekerjakan dan akan berlari mendahului kereta perang, kita dapat membayangkan bahwa kereta perang pasti jalanya tidak lambat tetapi cepat, dan anak¬anak orang Israel harus berlari di depan nya pasti sangat menderita, anak  perempuan mereka akan dijadikan juru masak kerajaan, ladang, kebun akan di ambil oleh raja, hasil kebun diambil yang terbaik untuk raja, budak yang mereka punya akan diambil, harus member persepuluhan dari hasil ternak dan yang lebih ngeri adalah mereka yang dahulu bebas akan menjadi budak raja. Kata lainnya adalah konsekuensi yang akan mereka alami adalah kehilangan kemerdekaan atas diri sendiri. Sangat menderita bukan jika kita tidak mau mendengarkan apa yang di katakana Tuhan.  Namun yang terjadi adalah bangsa Israel tidak mengiraukan apa yang dikatakan dan diperingatkan  oleh Tuhan melalui Samuel. Hal ini tergenapi di dalam 1 Raja-raja 12:4. Bahkan Mereka sendiri yang memintanya, mereka merasa keberatan atas tanggungan itu, mereka menginginkan tanggungan yang mereka tanggung untuk diringankan, dan mereka mauy menjadi hamba bagi Rehabeam. Namun vyang terjadi bukannya meringankan beban orang Israel tetapi malah menjadi sangat berat. Inilah konsekuensi yang mereka tanggung. Bukan hanya itu saja tetapi kerajaan Israel yang satu pecah menjadi dua yaitu Israel Utara dan Selatan. Ketidak taatan, ketidak mau mendengarkan apa yang telah difirmankan. Jika Tuhan menyetujui pengankatan raja, maka hal itu dipandang sebagai hukuman atas bangsa itu. Namundalam hukumannya Tuhan tidak menghukum habis bangsa Israel. Melainkan untuk mencapai tujuan Nya yaitu dengan disiplin yang keras. Tuhan ingin bangsa Israel sadar bahwa, bukan manusia yang seharusnya mereka andalakan tetapi hanya Tuhan Allah saja yang harus mereka andalkan dalam kehidupan mereka. Tuhan tidak akan memebebaskan mereka dari apa yang telah Tuhan peringatkan karena mereka sendiri yang meminta raja dan oleh sebab itu mereka juga harus menanggung apa yang menjadi konsekuensi keinginan mereka. ini menunjukkan kasih dan kesabaran Allah terhadap kelemahan manusia
Kita belajar dari bangsa Israel , jika kita tidak mendengarkan apa yang menjadi perintah Tuhan dan mengabaikannya ada konsekuensi yang akan kita alami, bukan hal yang mudah untuk melaluinya. Seharusnya jika kita menginginkan sesuatu kita bertanya kepada Tuhan apakah ini adalah kehendak Tuhan atau kehendak diri kita sendiri.
Inilah puncak dari penolakan orang Israel. Inilah perubahan ataupun pergantian dari pemerintahan yang berdasarkan Teokrasi menjadi pemerintahan dengan system             Monarki.  Bagaimana dengan kita???..............................................................
Seringkali mengantikan posisi Tuhan di dalam diri kita. Tuhan yang seharusnya menjadi tujuan dari apa yang kita kerjakan. Kita mengantikan dengan memberikan diri untuk dikuasai manusia, keinginan nafsu kita, mengantikan posisi Tuhan dengan pacar, uang , laptop, hp, ipad dan menjadikan hal-hal tersebut sebagai sentral dari kegiatan kita, membuat kita tergantung dengan hal-hal tersebut. Seharusnya kita bergantung hanya kepada Tuhan.
Seringkali kita memberontak kepada Allah, kita tidak mau mendengar apa yang Ia inginkan , tidak mematuhi perintahnya dan hidup terus dan terus melakukan dosa. Itu adalah bentuk pemberontakan kita kepada  Allah, namun karena kasihNya yang besar, mengarunikana anaknya Yang Tunggal yaitu Yesus Kristus untuk dating kedalam dunia dan hukuman yang searusnya kita hadapi sebagai konsekuensi dari keinginan dan kepuasan diri kita Dia bayar lunas di atas kayu salib. Dia mati dan bangkit untuk  menyelamatkan umat yang telah dipilihnya dari semula. Itulah wujud kasih Allah dalam hidup kita. Jika kita telah mengeser  posisi Tuhan di dalam hidup kita, kita mohon ampun kepada Tuhan. Biarlah kita menjadikan Tuhan sebagi Raja, Pemimpin dan sentral di dalam setiap aspek kehidupan kita.
Dahulu ketika saya SMA saya nge-kos dekat dengan sekolah. Alsan utama saya ngekos adalah karena jarak rumah dengan sekolah lumayan jauh , saya masuk sekolah sif sore dan pulang malam bisa saja sampai tengah malam. Karena  pagi sampai siang   saya tidak ada kegiatan. Saya ingin mengisi kegiatan dengan menjadi penyiar radio suasta yang cukup ternama di Blitar. Saya sangat menginginkan menjadi VJ, dengan nama samara Frisca. 3bulan telah saya lalui menjadi seorang penyiar namun apa yang terjadi, iya uang ada, bisa belanja sesuka hati tapi saya tidak bisa mengatur waktu, kualahan dalam belajar, nilai jeblok, suka tidur waktu sekolah, sampai sering terlambat, spiritual sangat rendah. Suatu ketika saya ditegur oleh oleh orang tua saya mengenai masalah ini. Inilah konsekuensi yang harus saya rasakan akibat saya tidak meminta izin kepada orang tua, terlebih lagi tidak bertanya apakah ini kehendak Tuhan atau keinginan diri sendiri. Saya sangat menyesal akan hal ini ternya ketenaran, uang  yang saya dapatkan tidak dapat membuat hidup saya menjadi lebih baik namun menjadi hancur. Namun  Tuhan masih memberikan saya kesempatan lagi, karena saya sekolah di SMK jadi ada pengulangan pelajaran yang hanya ikut pada waktu ujian-ujian saja. Hampir sama dengan system kampus. Dan saya dapat mengejar ketinggalan. Ketika kita bersandar pada diri sendiri maka kita akan hancur, namun ketika mengandalakan Tuhan, Tuhan sendiri akan memimpin kehidupan kita.
Mengetahui kehendak Allah adalah hikmat terbesar, menmukan kehendak Allah adah penemuan terbesar dab nelakukan kehendak Allah adalah prestasi terbesar. Amin










Tidak ada komentar:

Posting Komentar