Rabu, 03 September 2014

Tinjauan Etis dan Teologis Kepemimpinan Kristen



Bab I
Pembahasan

Definisi
Berikut definisi menurut para ahli  yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber:
o   Menurut Hampil, Kepemimpinan adalah langkah pertama yang hasilnya berupa pola interaksi kelompok yang konsisten dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang salaing terkait.
o   Menurut Stogdill, kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan.[1]
o   Menurut Susilo Martoyo (1994), pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok. Sedangkan kepemimpinan adalah keseluruhan aktivitas dalam rangka mempengaruhi orang lain agar mau bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang memang diinginkan bersama.[2]
o   Menurut Wikipedia, Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[3]
o   Kepemimpinan Kristen adalah gabungan dari pemimpin yang ingin mencapai tujuan organisasi dengan dan melalui orang lain dan yang ingin bekerja untuk orang lain atau melayani orang lain. Yohanes 15 : 16 “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu”. Firman diatas menyatakan bahwa Pemimpin Kristen adalah pilihan TUHAN sendiri.
            Jadi kesimpulannya seorang pemimpin Kristen adalah seorang yang mendapat kapasitas dan tanggung jawab dari Allah untuk memberi pengaruh kepada kelompok umat Allah tertentu untuk menjalankan kehendak Allah bagi kelompok tersebut
Dasar Teologi Kepemimpinan Kristen
            Dasar teologis-filosofis yang harus dipahami dan harus ada pada seorang pemimpinan Kristen ialah:
1.      Pemimpin Kristen harus memahami dasar kepemimpinan Kristen bahwa ia terpanggil sebagai – “pelayan-hamba” (Makus 10:42-45). Sebagai pelayan, pemimpin terpanggil kepada tugas yang olehnya ia menjadi pemimpin. Sebagai hamba, ia terpanggil dengan status menghamba kepada TUHAN, yang harus diwujudkan dalam sikap, sifat, kata, dan perbuatan.
2.      Pemimpin Kristen harus memiliki motif dasar kepemimpinan Kristen yaitu; Satu: “membina hubungan” dengan orang yang dipimpinnya dan orang lain pada umumnya (Markus 3:13-19; Matius 10:1-4; Lukas 6:12-16). Dalam kaitan ini, perlulah disadari bahwa kadar hubungan-hubunganlah yang menentukan keberhasilan seseorang sebagai pemimpin. Dua: “mengutamakan pengabdian” (Lukas 17:7-10). Mengutamakan pengabdian menekankan bahwa “kerja” adalah fokus, prioritas, sikap serta tekanan utama, sehingga ia akan mengabdikan diri untuk melakonkan tugas kepemimpinan dengan sungguh-sungguh.
3.      Pemimpin Kristen harus memahami PROSES KEPEMIMPINAN serta ketrampilan memimpin, antara lain:
a.         Ia harus mengetahui tujuan (tujuan Allah, tujuan organisasi, tujuan operasi kerja) dari institusi/organisasi yang dipimpinnya.
b.        Ia perlu mengenal tanggung jawab serta tugas yang dipercayakan kepadanya.
c.         Ia harus memahami dan mengenal fungsi pengelolaan kerja (manajemen) – (Lukas 14:28-30).
d.        Ia harus berupaya mengenal setiap orang yang dipimpinnya untuk mempermudah penggalangan serta pembinaan hubungan antara pemimpin-bawahan, sebagai dasar untuk melaksanakan kinerja kepemimpinan yang berkualitas. Kondisi hubungan baik antara pemimpin dengan para bawahan sangat menentukan pelaksanaan kerja yang dapat dilakukan dengan baik pula.
e.         Ia harus mengerti dengan baik bagaimana caranya mencipta hubungan, kondisi yang kondusif, serta pemenuhan kebutuhan dari bawahannya dalam upaya memperlancar uapaya dan kinerja kepemimpinan.[4]
Figur kepemimpianan Kristen yang diharapkan masa kini
  1. Dekat dengan masyarakat dan jemaat
            Seorang pemimpin terutama pemimpin Kristen yang bergerak di gereja maka figur seorang pemimpin yang diingin adalah pemimpin yang memiliki relasi yang erat dengan masyarakat sekitar gereja. Hal ini disebabkan agar gereja dapat dapat menjadi berkat bagai orang-orang disekitar ataupun masyarakat yang tinggal. Dengan ikut serta dalam kegiatan masyarakat bergaul dengan masyarakan maka gereja dan jemaat akan sangat mudah diterima di tengah masyarakat. Selain itu seorang pemimpin harus dekat dengan jemaat, mau membaur dengan jemaat, dapat melayani pastoral, dsb.
  1. Memiliki wawasan pengetahuan umum yang luas
            Sebagai seorang pemimpin bukan hanya selalu mengutamakan penegtahuan mengenai Alkitab, namun ia perlu mengembangkan diri melalui media-media yang ada. Sehingga dapat menujang pelayanan dan tidak terlamabat informasi. Jika jemaat bertanya maka pemimpin dapat menjelaskan dengan tepat walaupun hal itu diluar konteks kekristenan.
  1. Membawa jemaat kepada doktrin yang jelas.
            Perkembangan doktrin yang berkembang saat ini, banyak yang salah seperti teologia kemakmuran, saksi YHWH, Marmon, dsb. Jemaat perlu memiliki dasar doktrin yang benar sehingga jemaat tidak terpengaruh dengan ajaran-ajaran ataupun teologi yang salah. Maka seorang pemimpin Kristen perlu memiliki dasar teologi Reformed yang sangat dalam, sehingga dapat mengajarkannya dengan baik dan benar.
  1. Mampu melihat kedepan
            Seperti halnya dengan Nehemia, yang da[at melihat jauh kedepan, begitupulalah seorang pemimpin harus dapat melihat jauh kedepan. Sehingga ia harus dapat menyususn visi dan misi yang jelas, berserta dengan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
  1. Menjadi teladan
            Menjadi teladan bukan hanya di depan jemaat saja ataupun dio depan orfang yang dipimpinnya. Melainkan menjadi teladan mulai dari dalam keluarga taupun rumah, masyarakat dan juga gereja. Seorang pempin haraus dapat menjaga perkataan, perbuatan yang sesuai dengan Firman Tuhan.
Pentingnya Visi, Misi Pemimpin Kristen           
 
              Pemimpin harus tahu apa misi dari pelayanan yang dia tangani. Misi mengingatkan “ mengapa kita ataupun organisasi ini ada”. Gereja ada bukan sekedar untuk membuat serangkaian kegiatan yang menyenangkan, tapi misi utamanya adalah mememnagkan jiwa yang terhilang dengan Injil Kristus. Pemimpin juga harus memiliki visi, yaitu pandangan kedepan untuk membuat rencana, supaya dia dapat menentukan sasaran, arah, tujuan yang kelas, sehingga ia dapat mengajak semua orang untuk  mencapai visi itu. Seorang pemimpin yang memiliki visi selalu melangkah kedepan dengan penuh keberanian atas dasar imannya. Seorang pemimpin harus lebih banyak melihat kedepan dari pada yang dipimpin. Seperti halnya dengan Nehemia (Neh 2:8) yang meilhat jauh kedepan. Seorang pemimpin haruslah mempunyai visi, tanpa visi maka tidak mungkin seorang pemimpin dapat mencapai tujuan. Tujuannya bukan hanya untuk generasi ataupun masa jabatannya saat ini melainkan juga kepada generasi yang akan datang.
Kriteria Ideal Kepemimpinan Kristen
            Di dalam 1 Timotius 3:1-13, Paulus memberikan Kriteria bagi pemimpin Kristen ataupun pemimpin rohani yang memiliki beberapa kwalifikasi, bukan hanya asal memiliki jabatan dan hendaknya kualifikasi ini menjadi tolak ukur minimal yang dimiliki oleh seorang pemimpin Kristen.
  1. Sosial: memiliki nama baik di dalam lingkungan jemaat maupun di lingkungan masyarakat. Haruslah orang yang terhormat.
  2. Moral: suami dari satu istri demikian sebaliknya, dapat menegendalikan diri, bukan seorang pemabuk.
  3. Mental, bijaksana, sopan dan dapat mengajarkan kebenaran Firman Tuhan dengan baik.
  4. Kepribadian: bukan pemarah melainkan orang yang ramah terhadap orang lain, suka damai dan pembuat damai, mau memberikan tumpanagn, bukan hamba uang ataupun serakah, tidak bercabang lidah ataupun jujur, tidak suka memfitnah, memiliki hati nurani yang murni dan dapat dipercaya.  
  5. Kehidupan Rumah tangga: kepala keluarga yang baik, disegani, dihormati,  oleh anggota keluarga, mampu membimbing anak dan istrinya dijalan yang benar.
  6. Kedewasaan iman: bukan seorang yang baru bertobat, maka perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu.
Keteladanan Kepemimpinan Kristen
  1. Kasih
            Pemimpin yang memiliki “kasih” kepada Tuhan adalah pemimpin yang selalu bersyukur dalam keadaan apapun, dan pemimpin yang selalu bersyukur adalah pemimpin yang selalu menyenangkan hati Tuhan. Hukum dasar dari seorang pemimpin adalah Kasih, kasih kepada Allah maupun kepada manusia.
  1. Rendah hati
            Seorang yang ingin menjadi pemimpin hendaklah mempunyai kerendahan hati. Sama seperti Kristus yang adalah pemimpin Kristen yang sejati, Ia mau merendahkan dirinya. Di dalam Markus 10:44 mengatakan siapa yang ingin menjadi pemimpin hendaklah memiliki hati seorang hamba.
  1. Memiliki wawasan yang luas
            Ia harus bisa melihat lebih jauh ke depan dari lain-lain dan harus bisa membedakan lebih terang daripada golongan yang dipimpinnya. Dengan demikian akan mendorong yang dipimpin untuk berfikir lebih maju lagi dari biasanya.
  1. Sabar
            Dalam menjalankan kepemimpian, seorang pemimpin pasti memiliki tantangan dan msalah demi masalah yang harus dihadapi. Maka ia harus memiliki sikap yang sabar dalam menghadapinya dan menganggapnya bukan sebagai beban. Kesabaran yang dimiliki akan menjadi perhatian dari pada jemaat atau yang dipimpin.
  1. Ramah
            Ramah bukan hanya pada warga gereja ataupun jemaat, namun kepada siapapun. Dengan memiliki sikap yang ramah maka ia akan mudah untuk diterima dimanapun.
Pentingnya Pendelegasian
            Pendelegasian ialah tindakan mempercayakan tugas (yang pasti dan jelas), kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggungjawaban kepada bawahan secara individu dalam setiap posisi tugas. Pendelegasian dilakukan dengan cara membagi tugas, kewenangan, hak, tanggung jawab, kewajiban, serta pertanggungjawaban, yang ditetapkan dalam suatu penjabaran/deskripsi tugas formil dalam organisasi. Dasar pendelegasian adalah kepercayaan. Dengan adanya pendelegasian yang jelas maka manfaatnya adalah
  1. Pekerjaan akan mudah dan ringan dengan beberapa orang yang bergerak bersama-sama di dalamnya.
  2. Pemimpin dapat mempelajari hal yang baru lagi yang dapat menujang kinerja pelayanan dan dapat mencapai tujuan dengan pasti dan terstruktur.
  3. Penyelesaian tugas ataupun tujuan pelayanan akan cepat tercapai.
  4. Mengajarkan bawahan untuk dapat bertanggung jawab dalam kepercayaan yang telah dipercayakan.
            Dengan melihat adanya manfaat dalam pendelegasikan, maka pendelegasian dalam pelayanan sangat penting. Perbedaan talenta yang Tuhan berikan harus digunakan untuk saling membangun dengan memiliki satu tujuan, yaitu menyenangkan hati Tuhan dan memenangkan jiwa sebanyak mungkin (1 Kor 12:12-31).
Bahaya Atau Penyebab Kegagalan Kepemimpinan Kristen Di Gereja Lokal
            Bahaya atau penyebab yang biasanya muncul dari kegagalan bagi seorang pemimpin ataupun kepemimpinan adalah :
1.      Tidak ada pendelegasian
5.      Tinggi hati
2.      Kurangnya kepercayaan kepada orang lain;
6.      Emosional
3.      Tidak hidup dalam kebenaran Firman Tuhan
7.      Tidak bertanggung jawab
4.      Ketidak matangan pribadi pemimpin
8.      Dsb.


                [1] Maria Assumpta, “Dasar-dasar Public Relation” (Jakarta: Grasindo, 2005) 245
                [2] http://www.bpkpenabur.or.id/id/node/3551
                [3] http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
[4] http://yakobtomatala.com/2008/04/02/pemimpin-dalam-kepemimpinan-kristen/comment-page-1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar