Selasa, 30 September 2014
Rabu, 03 September 2014
Eskatologi dalam Kitab Daniel dan Signifikansinya bagi Suku-suku di Indonesia
BAB I
Pendahuluan
eskatologi dalam pembahasan ini adalah suatu masa
dimana di dahului oleh zaman akhir dan diakhiri dengan akhir zaman. Banyak hal yang terjadi pada waktu sebelum
ataupun menjelang dan kejadian pada akhir dari pada zaman. Beberapa orang merasa takut untuk melalui
akhir zaman. Mereka merasa tidak siap akan akhir zaman yang mnegerikan dan
tidak mau merasakan akhir zaman. Namun
sebagai orang kristen seharusnya menanti kedatangan Yesus kedua kalinya (masa
eskatologis) dengan penuh harap dan penuh iman percaya.
Bukan
hanya agama kristen ataupun pengajaran kristen saja yang percaya akan
eskatologis. Namun jika meninjau beberpaa suku di Indonesia maka akan ditemukan
konsep eskatologis yang ada dan menjadi suatu kepercayaan agama suku tersebut. Kepercayaan
yang sangat beragam. Hingga tidak menutup kemungkinan adanya konsep yang hampir
sama dengan salah satu suku di Indonesia.
Maka
dalam paper ini akan memabahas bagaiaman konsep eskatologis dalam kitab Daniel
dan juga kepentingganya bagi suku-suku di Indonesia. Suku-suku yang akan di
bahas adalah suku Jawa, Batak dan juga suku Bali.
BAB II
Definisi Akhir Zaman/ Eskatologi
Apa
itu "eskatologi"? Eskatologi adalah berasal dari bahasa Yunani dari
kata ἔσχατος, Eschatos yang berarti "terakhir" dan -logi yang berarti
"studi tentang". Jadi, secara hurufiah eskatologi berarti "ilmu
yang mempelajari tentang akhir zaman".
Menurut
timotius subekti dalam bukunya
mendefinisikan akhir zaman sebagai “zaman
yang gelap ; dan bila mana kita ingin tetap menjadi anka terang atau anaksiang , maka perlulah kitamemiliki
Firman nubuat sebagai perelngkapan senjata terang”[1].
Bagi orang percaya pada akhir Zaman, penegnapan nubuat Firman Allah menjadi
dasar kekuatan untuk mempercayaai Firman Nubuat yang akan digenapi.
Kitab
Daniel merupakan kitab yang mempunyai unsur-unsur apokaliptik yang di mana hal
yang bersifat apokaliptik. Dalam Alkitab juga ada selain Kitab Daniel itu
sendiri, yaitu Wahyu Yohanes yang terdapat di dalam Perjanjian Baru. Yang di
mana dalam kitab-kitab yang berisfat apokaliptik ini berisi tentang beberapa
ajaran wahyu, yang sering dicampuradukan dengan ungkapan-ungkapan lain, seperti
peringatan-peringatan para nabi yang menubuatkan atau yang melihat masa depan,
dengan pengalaman-pengalamannya dan malah dengan seluruh kehidupannya, seperti
yang dijumpai dalam kitab Daniel serta Wahyu dalam Perjanjian Baru.
Eskatologi
Menurut kitab Daniel
Terdapat
berbagai penafsiran mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa menjelang
akhir zaman dan hal yang terjadi ketika akhir zaman. Pada bagian ini
memfokuskan pada pandangan Daniel mengenai eskatologi, hal-hal yang terjadi
pada masa eskatologi.
1. Perang
Perang adalah sebuah aksi fisik dan non fisik (dalam
arti sempit, adalah kondisi permusuhan dengan menggunakan kekerasan) antara dua
atau lebih kelompok manusia. Untuk memperoleh kemerdekaan Indonesia harus
merebutnya dengan peperangan sekian ratus tahun. Tentu bukan hal yang mudah dan
remeh. Perang sebenarnya telah ada sejak
zaman PL. Bangsa Israel merebut tanah perjanjian dengan perang. Namun itu bukanlah
akhir zaman. Daniel menjelaskan dalam penglihatannya adanya perang. Maksudnya
adalah ketika perang itu berhenti. Berari selagi masih ada perang belum terjadi
akhir zaman. Berhentinya perang bukan berarti berakhirnya penderitaan. Perang
adalah awal dari pada akhir zaman. Perang berakhir karena Mesias daatang yang
ke dua kalinya. Dia sendiri yangakan memerintah dan dia sendirilah yang akan
menghakimi setiap manusia.
2. Antikrist
Daniel melihat seorang anak manusia , dan itu adalah Yesus
Kristus yang turun dengan awan-awan dari langit. Hal ini sama dengan yang di
katakan di dalam Kisah Para Rasul 1:11. Yesus
akan menerima kuasa dan kemuliaan sebagai Raja di atas segala raja pada saat
kedatanganNya yang ke dua nanti. Kerajaannya adalah kerajaan yang kekal.
Setelah kedatangannya dengan para orang kudusnya untuk menghancurkan kerajaan
dunia yang dipimpin oleh Antrikris, maka ia mendirikan kerajaan 1000 tahun
damai. Ada akhir 1000 tahun itu, iblis akan menyeret manusai untuk melawan
Allah, maka Tuhan akan menghancurkannya.
Dalam
Daniel 7:21 dituliskan bahwa tanduk itu akan melawan orang-orang kudus dan
mengalahkannya. Jelaslah hal ini menceritakan mengenai aniaya yang akan terjadi
terhadap umat Allah. Daniel menyatakan bahwa anti-Kristus akan menduduki Bait
Allah yang dibangun kemBali di Yerusalem selama pertengahan masa tujuh tahun
dalam Masa Kesukaran dan menyatakan dirinya sebagai Allah (lihat Daniel 9:27,
yang akan diselidiki nanti).
Pada
akhir zaman menurut Daniel, akan terjadi suatu penindasan. Bagi mereka orang
percaya yang hidup didunia ini.
penindasan bagi orang yang percaya seharusnya dimengerti sebagai ujian
dan pemurnian iman mereka. Penganiayaan akan muncul dimana-mana. Mereka
menyiksa bukan hanya secara fisik namun secara batin. suatu kengerian yang
sepertinya tidak ada ujungnya.
Penindasan ini tidak lebih berbeda dengan adanya antikris. Penindasan
yang di alami adalah ujian, alat Allah untuk melakukannya adalah para antikris
pada saat itu. Ketekunan dan kesetiaan
melakukan Firman Tuhan adalah kunci pemeliharaan Tuhan.
Dalam
pasal 9 kitabnya, Daniel adalah seorang tawanan di Babel bersama teman-temannya
orang Yahudi. Selagi mempelajari kitab Yeremia, Daniel mendapati bahwa rentang
waktu penawanan bangsa Yahudi di Babilonia adalah tujuhpuluh tahun (lihat Daniel
9:2; Yeremia 25:11-12). Dengan mengetahui masa tujuhpuluh tahun itu yang hampir
selesai, Daniel mulai berdoa, mengaku dosa-dosa bangsanya dan memohon
belas-kasihan. Demi menJawab doanya, malaikat Gabriel muncul kepadanya dan
mengungkap-kan masa depan bangsa Israel melalui Masa Kesukaran sampai Kristus
datang kemBali. Nubuatan dalam Daniel 9:24-27 adalah salah satu nubuatan yang
paling mengagumkan dalam Alkitab.
Pendiri
Sekolah Tinggi Theologi Injili Indonesia (STTII), Pdt. Dr. Chris Marantika, Th.
D., D. D meyakini bahwa Antikristus benar sebuah figur yang disiapkan untuk
masa depan. Figur ini adalah pimpinan ajaran sesat yang mewakili Iblis untuk
menyesatkan umat manusia. Ia dipersiapkan dengan baik dan pekerjaannya adalah
menyiksa orang-orang yang percaya kepada Yesus. Marantika mengutip Daniel
9:24-27 untuk menunjukkan bagaimana periode kedatangan Mesias dan dilanjutkan
oleh kemunculan Antikristus sudah termasuk dalam plot agenda kerja Allah.
“Dalam Kitab Wahyu juga ada tentang Antikristus. Ia digambarkan akan muncul
dengan kuasa yang mewakili Bapa, Kristus, dan Roh Kudus. Namun, figur ini akan
dikalahkan oleh Tuhan.”[2]
3.
Adanya Kebangkitan Tubuh
Menurut
Daniel 12, kematian bukanlah masa akhir dari segalanya. Kematian merupakan awal
dari hal yang akan datang. Awal dari ketentuan hidup seseorang. Manusia yang
telah mati, yang telha menjadi debu, bukanlah menjadi suatu masalah dalam
kebangkitan. Dikatakan bahwa debu akan bangkit, jadi mansuia yang telah menjadi
debupun akan dibangkitkan dan tetap dapat diabangkitkan. Setiap manusia akan
dibangkitkan oleh Allah. Seorang yang percaya dan taat kepada Allah, ia akan
dibangkitkan untuk mendapatkan hidup kekal. Hidup bersama dengan Allah di
kerajaanNya. Namun orang yang tidak percaya dan bukan umat pilihannya ia akan
dibangkitkan, ia akan dibangkitkan untuk mendaptkan penghukuman kekal.
Penghakiman yang akan dialami di neraka yang kelam dan mendapatkan siksaan.
a.
Hidup
kekal.
Kehidupan kekal adalah karunia terbesar Allah bagi
manusia. Alkitab berkata bahwa hidup kekal di peroleh dimasa yang akan datang
setelah kedatangan Tuhan yang kedua. setiap manusia yang telah mati hanya jasad
fisik saja, sedang jiwa/roh-nya tetap hidup di dunia akhirat. Kata hidup
menunjukkan pada mutu yang berbeda dengan pengertian umum dalam bahasa Indonesia
sehari-hari. Pengertian Alkitab tentang hidup yang kekal memuat pemberitaan
tentang hidup yang sejati, yang tulen, yang sungguh!
- Kematian kekal
Lembah kematian merupakan lembah terpanjang didunia. Itu
dimulai dari Adam dan terus sampai sekarang ini. Kematian menelan semua
manusia. Kematian tidak memilih-milih orang. Setiap langkah manusia semakin
mendekatkan kepada kematian, dan hanya masalah waktu yang harus mengucapkan
selamat tinggal kepada semua yang didunia.
kematian kekal yaitu suatu kondisi keterpisahan yang bersifat
selama-lamanya dengan Allah sumber kehidupan. Setiap manusia pasti tidak dapat
menghindar dari kematian rohani dan jasmani. Tawaran untuk terbebas dari
kematian kekal diberikan kepada semua orang berdosa. Bagi mereka yang menaruh
harapannya melalui iman terhadap Tuhan Yesus, kehidupan kekallah yang akan
didapatkan. SeBaliknya, bagi mereka yang menolak untuk percaya kepada-Nya,
kematian kekallah yang telah menanti.
Kematian kekal merupakan akibat dari pada dosa, merupakan upah
dosa, kegelapan yang paling dahsyat, lautan api, tempat siksaan yang kekal,
hukuman neraka, kehinaan dan kengerian yang
kekal, tempat kebinasaan.
4.
Waktu Akhir Zaman
Jika melihat secara langsung di dalam kitab Daniel
mulaipada mikael datang. Hal ini sama dengan awal waktu1260 tahun. Dimana akan
terjadi penganiayaan yang disebut dengan penganiayaan hari sabat. Demikian juga
pada akhir zaman aka nada suatu waktu seruan nyaring peringatan kepada dunia,
yang beralangsung selama tiga setengah tahu (Daniel 12:7). Selama 30 hari
terakhir dari 1290 hari, tujug malapetaka terakhir akan jatuh (wahy 16). Waktu
1290 hari akan dimulai dengan penganiayaan karena hari sabat dan hukum
pengudusan hari minggu secara global.akan ada waktu 1335hari pembebasan dari
tekanan dan siksaan.
Namun
seluruh waktu itu tidak ada yang dapat mengetahuinya, waktunya kapan tidak
satupun yang tahu. Namun menurut penuli, waktu diatas bukanlah waktu secara
harafiah. Itu adalah waktu Tuhan. Waktu tuhan tidak sama dengan waktu manusia.
Di dalam 2 Petrus 3:8 mengatakan bahwa “Akan tetapi, saudara-saudaraku yang
kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan
satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.” .
Waktu Tuhan bukanlah waktu manusia. Maka penulis setuju dengan pandangan
Amileniaslisme.
Istilah ‘amilenial’ secara harafiah berarti ‘tidak ada
milenium’. Penganut amilenialisme merasa,
bahwa kata ini merugikan pandangan mereka sebab menyatakan, bahwa mereka yang
mengikuti pandangan ini menolak adanya seribu tahun, padahal mereka mengakui
adanya seribu tahun. Maka istilah tersebut harus dipahami sebagai tidak ada
seribu tahun secara harafiah.
Paul Enns menjelaskan, bahwa,
“kata ‘a’ dalam amilenialisme menegatifkan istilah itu. Jadi amillenialisme
berarti tidak akan ada millennium di masa mendatang yang bersifat harafiah.
Amilenialisme tidak menyangkali kemBalinya Kristus secara harafiah, tetapi
mereka menolak pemerintahan Kristus selama seribu tahun di dunia ini secara
harafiah.”
Sedangkan menurut Ryrie,
“Amilenialisme adalah suatu pandangan mengenai akhir zaman yang berpendapat,
bahwa kerajaan seribu tahun itu tidak ada sebelum dunia berakhir. Sampai akhir
dunia ini hanya ada satu perkembangan paralel, baik kebaikan dan kejahatan,
Kerajaan Allah dan Setan. Sesudah kedatangan Kristus kedua kali pada akhir
zaman ada kebangkitan secara umum dan penghakiman untuk seluruh manusia secara
umum.”[3]
5. Bersifat
Tersebunyi
Waktu eskatologi tidak ada yang dapat mengetahaui, Daniel pun yang mendapatkan penghlihatan
tidak dapat mengetahuinya. Tidak ada satupun manusia yang dpaat mengetahui.
Pada saat ini ada ada bebrapa orang yang berusaha menafsirkan dan mencari tahu
waktu yang sebenarnya tentang akhir zaman. Namun sampai sekarang tidak dapat
yang menemukan. Ada yang menafsirkan tanggalnya, waktunya, seperti yang terjadi
di amerika , namun ketika pada hari H tidak terjadi akhir zaman. Bahkan Danielpun menjelaskan ketidak tahuinya
di dalam pasal 12.
6. Turunnya
Mesias
Penghakiman Yesus
adalah suatu hari yang besar yang merupakan hari terakhir dunia ini, yang
diawali dengan terjadinya kiamat lalu kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali
dan kebangkitan orang-orang mati untuk menerima Pengadilan Terakhir atas segala
perbuatannya pada saat masih hidup di dunia ini. Hari Penghakiman Yesus ini
juga merupakan salah satu dasar keimanan umat Kristiani, yang bukan hanya diilhami
oleh rasul-rasul Kristus (murid-murid Yesus), tetapi hari Penghakiman Yesus ini
menjadi hari nubuatan yang sangat di tunggu-tunggu oleh para nabi-nabi sebelum Yesus
Kristus (di dalam Perjanjian Lama). Dan saat ini bukan hanya umat Kristiani
saja, namun umat Yahudipun menungggu akhir penggenapan hari Penghakiman akhir
ini.[4]
Kedatangan mesiassu yang ke
dua kalinya sudah di nanrtikan oleh umat manusia terutam abgi umat Kristen.
Kata "Mesias" berasal dari kata Ibrani yang berarti "Yang
Diurapi"; istilah "Kristus" berasal dari kata Yunani yang memiliki
arti yang sama. Kedatangan mesias adalahakhir dari dunia ini. Dia datang
bersama dengan orang pilihannya yang telahbersama nya. Ia datang tidak
sendirian saja. Tetapi diabersama dengan umatnya, orang suci-Nya , Daniel
menyebut mereka sebagai orang-orang yang bijak. Mereka bercahaya seperti cahaya
cakrawala, mereka lah yang akan mneuntun umat manusia kepada jalan kebenaran.
Menuju kepada kebenaran yang sejati yaitu kepada Allah. Mereka akan memerintah
padamasanya.
BAB III
Efek dari Pemberitaan Akhir Zaman
Dengan pemberitaan akhir
zaman maka umat Allah mejadi lebih berwaspada , menjaga kekudusan hidup. karena
akhir zaman tidak diketahui kwaktunya, tidak ada seorang pun yang mengetahui
waktunya, hanya Allah yang mengetahui waktunya. Siap sedia dan berjaga-jaga
adalah hal yang harus dilakukan oleh umat Allah yang percaya kepada-Nya. Akhir
zaman bukanlah ketakutan yang harus ditakuti olehumat pilihan Allah. Karena
umat Allah akan di angkat dan mendapatkan hadiah atas kesetiaannya kepada
Allah. Mempersiapkan hidup yang benar dihadapan Tuhan. Waspada akan para
pengajaran sesat yang ada di sekitar. Banyak pnegajar sesat yang sebanrnya pada
awalnya berasal dari pada orang dalam atau sekte kekristenan. Maka inilah yang
paling sulit untuk di waspadai dan sulit untuk di deteksi.
Ada beberapa temapt yang
tidak terjangkau dengan Injil. Maka disini diperlukan misi, penjangkauan injil
kepada suku-suku terabaikan di Indonesia. Seperti halnya Daniel dan umat
pilihan Allah yang dibuang di Babel. Babel dapat dikatakan suku yang terabaikan
yang ada pada saat itu. Maka Allah memakai umat pilihan-Nya untuk
memberitahukan bagaimana akhir zaman kepada mereka yang ada di babel. Akhir
Zaman tidaklah seorangpun mengetahinya. Namun Daniel mendapatkan penglihatan
dari pada Allah untuk mengetahui akhirnya. Dengan kehidupan yang divergen
dengan kehidupan orang babel maka Daniel lebih mudah memasukan kebenaran di
dalam babel, dan dengan demikian Daniel dapat memberitahukan bahawa dunia ada
akhirnya, semua yang ada di dunia akan berakhir.
Orang pilihan Allah yang
disiksa dan di tindas di babel bahka yang mati akan bangkit kemBali pada akhir zaman
kelak. Namun orang yang tidak percaya akan dibangkitkan untuk mendapatkan
penghukuman kekal. Begitu pula dengan suku-suku yang terabaikan yang ada di Indonesia.
Diperlukan misi khusus untuk dapat masuk kedalamnya. Bukan melalui pemberitaan
secara langsung namun melalui tingkah laku yang berbeda maka mereka akan
melihat kehidupan orang percaya di tengah-tengah mereka. Dengan memberitakan
bahwa semua akan berakhir. Keberakhiran dunia bukan berakhir begitu saja namun
akan ada kebangkitan sesudah akhir zaman. Diperlukan iman yang kuat untuk
memberitakan akhir zaman kepada mereka. Karena akan banyak ancaman dan
penganiayaan yang akan mereka alami ketika mereka memiliki iman yang teguh.
Peran orang percaya adalah saling menguatkan sampai pada akhirnya.
BAB IV
Signifikansinya (Kepentingan ) Bagi Suku-Suku di Indonesia
Indonesia terdiri dari berbagai suku dan
bangsa. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil sensus penduduk terakhir
2010, diketahui bahwa Indonesia terdiri dari 1.128 suku bangsa. Jumlah yang
fantastis dari segi jumlah. Dapat dibayangkan betapa keaneka-ragaman suku
bangsa di Indonesia. Belum semua orang ataupun suku yang ada di Indonesia
terjamah oleh Injil. Disetiap suku
memiliki kepercayaan mengenai akhir dari pada zaman atau yag disebut dengan
akhir zaman. Beberapa suku tersebut adalah
1. Jawa
Ramalan adalah ramalan tentang
keadaan Nusantara di suatu masa di masa datang. Dalam Ramalan Jayabaya itu
dikatakan, akan datang satu masa penuh bencana. Gunung-gunung
akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai, akan meluap. Ini akan
menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian.
Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas. Tapi,
setelah masa yang paling berat itu, akan datang zaman baru, zaman yang penuh
kemegahan dan kemuliaan. Zaman Keemasan Nusantara. Dan zaman baru itu akan
datang setelah datangnya sang Ratu Adil, atau Satria Piningit. Ramalan Jayabaya ditulis ratusan
tahun yang lalu, oleh seorang raja yang adil dan bijaksana di Mataram. Raja itu
bernama Prabu Jayabaya (1135-1159).
Ramalannya kelihatannya begitu mengena dan bahkan masih diperhatikan banyak
orang ratusan tahun setelah kematiannya.
Dalam pemahaman masyarakat tradisionil
persepsi tentang Ratu Adil sering digambarkan sebagai sosok pemimpin penyelamat
pembawa keadilan, kedamaian dan kesejahteraan sebagaimana menjadi tumpuhan
harapan rakyat. Impian
datangnya kepemimpinan Ratu Adil biasanya terjadi masyarakat yang lagi galau
dilanda krisis kepemimpian dan krisis multidimensional lainnya yang sedang
terjadi di masyarakat tersebut.[5] Masyarakat Jawa terutama yang menganut agama ataupun
kepercayaan kejawen masih percaya dan masih sangat kental. Pengahrapan ini
sangat dinanti-nantikan untuk membebaskan orang Jawa dari kejahatan, yangakan
menghakimi dan mengadili yang salah dengan sangat adil. datangnya
Ratu Adil yang diharapkan mampu mengatasi krisis tersebut, sekaligus bisa membawa
perbaikan kehidupan.
Kedatangan
mesias saama halnya dengan kedatangan ratu adil bagi orang Jawa. Terlebih lagi
dengan pernytaan bahwa “Ratu iku luwih mlarat, datan mawi sangu amung sadremi, mung semende
mring Hyang Agung, tan ana janma wikan, pan kasandang kasampar-sandung tan
weruh, pudak sinumpet punika, timbule kang tunjung putih” Karena memiliki konsep hampir sama, maka akan mudah
bagi misonaris ataupun penginjilan bagi suku Jawa, yang masih percaya akan
datangnya Ratu adil, terutama bagi orang Jawa yang kuno / kejawen.
2. Suku
Batak
Suku Batak pada awalnya sudah memiliki agama suku yaitu Agama
Malim. kepercayaan
agama Malim membagi dunia atau alam yang dilalui manusia menjadi dua, yaitu
“dunia masa kini” dan “dunia masa depan”. Dunia masa kini adalah suatu dunia
yang sedang dijalani manusia atau kehidupan duniawi. Sementara dunia masa depan
merupakan kehidupan setelah manusia mati atau kehidupan akhirat yang dalam
agama Malim disebut ari paruhuman (hari pengadilan). Agama Malim meyakini bahwa
kehidupan dunia adalah sementara sedangkan kehidupan setelah mati adalah kekal.
Kehidupan manusia di dunia tidak semata-mata untuk beraktivitas memenuhi
kebutuhan dan kenikmatan dunia. Melainkan juga untuk mencari bekal untuk
kebahagiaan kehidupan ruhani (tondi), karena kehidupan setelah mati pasti akan
datang. Selain itu karena selama di dunia manusia tidak lepas dari masalah,
maka mereka diharuskan berserah diri dan mengikuti aturan dari Debata. Agama
Malim mempercayai bahwa sebelum manusia tiba di alam akhirat (ari paruhuman),
maka setelah mati terlebih dahulu ruhnya akan ditanyai oleh pesuruh Debata
sebelum ia sampai di dua tempat yang dituju setelah mati. Tempat tersebut
adalah huta hamatean (neraka) dan huta hangoluan (surga). Meski tidak
dijelaskan secara pasti namun mereka meyakini bahwa manusia tidak dapat
mengelak dari hal tersebut. Keyakinan akan adanya akhirat ini bersumber dari
salah satu bunyi doa-doa yang di dalamnya menyiratkan masih adanya kehidupan
setelah manusia mati dan kehidupan yang dimaksud adalah “kehidupan ruh”. Bila
diartikan doa-doa tersebut berbunyi sebagai berikut (Ibrahim, 2010: 111)
“tidak bolehmempunyai niat ataupun berperilaku yang dilarang oleh ajaran
Debata. Manusia mempunyai sesuatu pengharapan sepadan dengan kepatuhan mereka
dalam mengamalkan ajaran Debata. Mereka bakal mendapatkan kebahagiaan kehidupan
ruh di Banua Ginjang yang jelas berbeda kenikmatannya dibandingkan dengan yang
ada di dunia sekarang” Berkaitan dengan adanya “hari pengadilan” juga agama
Malim mengajarkan agar penganutnya mempercayai dan mempersiapkan diri sebelum
mati dan sebelum kiamat datang. Persiapan yang dimaksud adalah dengan menuruti
segala perintah Debata dan menjauhi segala larangan-Nya serta memperbanyak amal
kebajikan, bersyukur, memuji Debata sesuai perintah Debata dan para Malim.
Perbanadingannya
adalah suku Batak yang menganut Agama Malim, percaya adanya tuhan yang akan
menghakimi dengan keadilannya. Maka peran seorang misionaris tinggal meluruskan
pengajaran mereka. Penginjil juga harus mengautkan iman mereka untuk tetap
berpegang teguh akan iman mereka kepada Yesus, karena ia lah yang akan datang
yang akan memberikan pengharapan dimasa depan, masa setelah kematian.
3. Suku
Bali
Agama suku Bali
adalah agama hindu, hindu telah menjadi agama suku yang kental dan tetap
bertahan samapi saat ini. Istilah kiamat memang tidak dijumpai dalam ajaran
Hindu, karena memang itu bukan bahasa Sansekerta, bahasa yang dipakai dalam
ajaran Hindu. Namun, yang sejajar dengan konsep kiamat adalah konsep pralina
atau pralaya yang ada dalam kitab-kitab Purana. Dalam kitab-kitab Purana,
utpati, sthiti dan pralina dibahas secara khusus. Memang terdapat sedikit
perbedaan antara Purana satu dan Purana lainnya mengenai konsep ini. Namun,
secara umum menyangkut hal-hal yang substansial tentang pralaya, semua Purana
isinya sama, bahwa semua ciptaan Tuhan ini kena hukum TRI KONA yaitu utpati,
sthiti dan pralina itu.
Empat Konsep Pralaya
Konsep pralaya
dalam Wisnu dan Brahma Purana ada dinyatakan empat konsep pralaya yaitu:
* Nitya Pralaya
yaitu proses kematian yang terjadi setiap hari dari semua makhluk hidup. Bahkan
dalam diri manusia pun setiap detik ada sel tubuhnya yang mati dan diganti
dengan sel baru. Sel tubuh manusia terjadi utpati, sthiti dan pralina.
*Naimitika
pralaya adalah pralaya yang terjadi dalam satu periode manu. Menurut pandangan
ini akan terjadi pralaya terbatas dalam setiap akhir manwantara. Ini artinya
akan terjadi 14 kali naimitika pralaya atau kiamat terbatas atau kehancuran
alam secara terbatas.
* Prakrtika
Pralaya yaitu terjadinya pralaya secara total setelah manwantara ke-14. Saat
terjadinya Prakrtika Pralaya, seluruh alam semesta beserta isinya lenyap dan
kemBali pada Brahman atau Tuhan Yang Mahaesa dalam waktu yang panjang atau satu
malamnya Brahma. Setelah itu akan terjadi penciptaan lagi dan memulai dengan
manwantara pertama lagi. Prakrtika Pralaya inilah yang mungkin identik dengan
konsep kiamat menurut kepercayaan lainnya. Karena, semua unsur alam dengan
segala isinya kemBali pada Brahman. Menurut keyakinan Hindu, hanya Tuhanlah
yang kekal abadi. Tapi gambaran dan keadaan mahapralaya sangat berbeda dengan
gambaran dan keadaan hari Kiamat. Hari Kiamat digambarkan sebagai kehancuran
dasyat yang membawa siksa dan penderitaan tiada taranya bagi manusia.
Mahapralaya digambar dengan sangat berbeda: Brahman adalah kebahagian; sebab
dari kebahagiaan semua mahluk hidup, dalam kebahagiaan mereka semua hidup, dan
ke dalam kebahagiaan mereka semua kemBali”!. (Tattiriya Upanishad). Seperti
seorang meninggal dengan tenang pada usia tua.[6]
Sebenarnya
menurut agama suku Bali,percaya aka nada masanya seluruh alama semesta akan
lenyap dan akan kemBali kepada Tuhan. Jika mengkritisi agama suku ini maka di
dapatkan beberapa hal yang kurang tepat menurut perspektif kitab Daniel. Dalam
agama suku Bali, ketika smeua lenyap maka smeuanya kemBali kepada Brahma yang
mereka yakini sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada konsep penghakiman atau
konsep neraka. Neraka bagi mereka ada ketika seseorang mengreinkarnasi diri
menjadi lebih buruk, contohnya reinkarnasi menajdi babi. Konsep ini sangat
jelas salah, krena masih banyak mansuia yang ada di dunia ini melakuakn
kesalahan ataupun dosa yang fatal, yang merugikan orang lain.
Roh manusia yang
hanya percaya dan yang merupakan umat pilihan Allah saja yang akan kemBali
kepada Allah untuk menikamati hidup kekal bersamanya di surga. Bagi mereka yang
bukan umat pilihannya maka ia akan mendapatkan neraka kekal ataupun penghukuman
kekal.
Langganan:
Postingan (Atom)