Minggu, 16 Februari 2014

INKARNASI



Dalam paper Theologi Perjanjian Baru 2, penulis memberikan judul mengenai incarnation atau inkarnasi dari Yesus. Dalam Alkitab memang seringkali dikatakan bahwa Yesus Kristus itu menjadi daging. Menjadi suatu perdebatan teologis apakah Yesus Kristus sebelum turun ke dalam dunia sudah mempunyai natur manusia atau Dia menjadi daging baru memiliki natur manusia. Yesus Kristus yang adalah Allah, Allah yang adalah Roh, turun ke dalam dunia dan mengambil tubuh sebagaimana tubuh kita sekarang. Inilah yang disebut sebagai inkarnasi. Dalam paper inkarnasi ini akan di lihat inkarnasi dari Yohanes, sejarah inkarnasi, inkarnasi di dalam empat injil, inkarnasi dalam surat Yohanes yang pertama, dan juga implikasi dari doktrin inkarnasi.


Historical Antecedentd of the Logos- doktrin

Kata Logos berasal dari bahasa Yunani yang artinya perkataan, kata dapat juga di artikan sebagai Firman. Dalam injil Yohanes Konsep Logos dapat kita ketahui dari beberapa pandangan yang diuraikan oleh beberapa pandangan umum yaitu menurut pandangan orang Yunani, Yahudi, menurut pandangan Rasul Yohanes, dan juga menurut pandangan orang Kristen.
Pandangan Yahudi:
Prolog Yohanes di mulai dengan kalimat “Ἐν ἀρχῇ ἦν ὁ λόγος, καὶ ὁ λόγος ἦν πρὸς τὸν θεόν, καὶ θεὸς ἦν ὁ λόγος.” Atau pada mulanya adalah Firman. Hal ini mengaingatkan mengenai Kej 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”  Firman telah ada, sebelum langit dan bumi di ciptakan.  Bagi orang yahudi Firman sama dengan Torah. Sama seperti Hikmat  (Amsal 8:21-31), demikian juga Torah, menurut kepercayaan mereka telah ada sebelum segala sesuatu dijadikan. Di mana hikmat telah ada bersama dengan Allah sebelum segala sesuatunya diciptakan Allah bahkan hikmat ini dikatakan sebagai pencipta dan mempunyai relasi yang intim dengan Allah[1]. Firman bukan hanya perkataan saja, tetapi juga perbuatan, atau dapat dikatakan bahwa Firman itu aktif . Firman adalah hidup dan juga menghidupkan.
Padangan Yunani
Istilah Yunani untuk firman adalah logos. Tetapi logos tidak hanya selalau berarti firman, bisa juga berarti nalar,. Bagi Yohanes dan para pemikir besar  yang sudah biasa dengan ide tersebut  dua arti dari istilah logos selalu berhubungan satu dengan yang lain . jikalau mengunakan istilah logos maka di benak mereka terdapat dua arti sekaligus yaitu firman Allah dan nalar atau pikiran Allah. Di bagian ini hanya menyebutkan dua tokoh filusuf yunani yang memiliki pandangan logos.
  1. Herakleitos (Heraclitus). 5000 SM
Baginya logos adalah rasio, yang merupakan hukum yang menguasai segala-galanya. Manusia perorangan (terutama jiwanya) juga mengambil bagain dalam logos itu sendiri. Logos bersifat ilahi, tetapi tentu saja tidak boleh ditafsirkans ebagai Allah yang personal  atau Allagh yang memiliki pribadi. Segala sesuatu yang terus berubah di alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena adanya logos. Pandangan tentang logos di sini tidak boleh disamakan begitu saja dengan konsep logos pada mazhab Stoa. Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia. Dia membayangkan bahwa logos sebagai sesuatu uang material karena pada waktu itu Filsafat Yuani belum sangup mengerti namanya Rohani.[2]
  1. Stoa (345 SM)
Logos dalam ajaran stoa bukan hanya mempunyai arti sebagai rasio manusia, melainkan sebagai rasio dunia yang kreatif yang sejajar dengan Allah, Zeus, atau Allam. Kesejajaran ini di sebut dengan Panteisme yakni, pandangan bahawa Allah dan Allah merupakan kenyataan yang satu dan sama. Kemudian Stoa memahami logos sebagai prinsip rasional dari segala sesuatu yang hidup, dan pokok dari rasional jiwa manusia. Para pengikut Stoa selalu terpukau akan keteraturan dunia. Menurut mereka segala sesuatu dikendalikan oleh logos Allah. Orang stoa membayangkan logos adalah api sorgawi sebagai sumber mula-mula dari segala sesuatu. Jadi logos oti ada dalam segala sesuatu . melalui hal ini , konsep ini membawa stoa kepada Panteisme secara teoritis. [3]  Logos adalah kekuatan yang memberikan makna kepada dunia; kekuatan yang membuat dunia menjadi teratur.[4]





The Logos – Doktrine In John
Rasul Yohanes merumuskan pemikirannya  mengenai  Logos melalui  pengaruh dari beberapa pandangan yang telah ada sebelumnya, yaitu melalui latar belakang Yahudi maupun Yunani. Hal ini merupakan konsep pendektan Rasul Yohanes terhadap orang-orang Yunani maupaun Yahudi, yang telah mengenal konsep Logos sebelumnya. Yohanes mengungkapkan bahwa Allah datang ke dunia dalam wujud manusia yang adalah Yesus Kristus sendiri. Dalam hal ini kita dapat melihat bahwa Rasul Yohanes mengatakan bahwa Firman itu adalah Allah bukan hanya sekadar hikmat, kuasa atau reason seperti yang dikatakan oleh orang-orang Yahudi.
Yohanes sendiri menyatakan bahwa Logos ataua firman itu adalah Yesus hanya sebanyak 4x. hal ini bukan berarti tidak penting, malahan ini adalah yang terpenting. Yohanes ingin memperlihatkan Yesus sebagai logos yang benar  dengan maksud dan tujuan untuk mempersiapkan jalan penyampaian tentang Yesus Kristus sebagai anak Allah.  Yohanes mengatakan tentang Logos itu menimbulkan pengharapan  bahwa Yesus akan di perlihatkan sebagai seorang yang bukan hanya seorang manusia saja tetapi Allah jugaYohanes menyatakan adanya hubungan antara Bapa dengan Yesus (kej 1:1).  Dalam surat 1 Yohanes, Logos menjadi Logos yang hidup (1 Yoh 1:1 ) tetapi tetap di tujukan kepada Kristus. Firman itu memberikan hidup sebagaiaman pendahulu injil Yohanes. Pentingnya dalam 1 Yohanes 1:1-2 khususnya ialah bahwa logos itu dengan tegus ditempatkan dalam sejarah yang di dukung oleh saksi-saksi mata. [5]
Pandangan Yohanes mengenai Logos anatara lain:
  1. Logos, Pencipta segala sesuatu (Yohanes 1:3,10,11)
Kelihatannya aneh, ketika Yohanes menyebutkan bahwa segala sesuatu di ciptakan oleh Allah. Hal ini disebabkan karena semasa hidup Yohanes terdapat ajaran yang sangat berkembang  yaitu ajaran Gnostisisme.[6] Cirinya melakukan pendekatan  secara intelektual dan filosofis terhadap kekristenan. Ajaran ini memiliki teori bahwa. Bahwa alam  semesta di ciptakan oleh Tuhan yang jahat. menurut kaum Gnostik, YHWH, Tuhan orang Yahudi adalah seorang penjahat kejam yang menciptakan alam semesta hanya untuk mejebak roh manusia ke dalam  tubuh yang hina. Oleh karena itu, kaum gnostik percaya bahwa materi sebagai ciptaan Tuhan adalah jahat. Maka orang percaya bahwa dunia ini jahat dan bahwa dunia dijadikan oleh Allah yang jahat.
            Yohanes menekankan bahwa dunia adalah ciptaan Allah saja. Kekristenan percaya kepada apa yang disebut dengangan penciptakan dari ketiadaan dan kekristenan percaya bahwa dunia ini adalah dunia milik Allah.
  1. Logos adalah Terang dan di dalam Logos ada hidup ( Yoh 1:4,5,9,12,13)
Tugas seorang pembabtis adalah menunjukan terang itu yang adalah Kristus, bahkan Yesus sendiri menyebutkan bahwa dirinya adalah terang sebanyak dua kali. Terang disini bukan hanya sekedar terang saja, namun terang yang memberikan kehidupan. Terang yang menunjukan mana yang baik dan yang jahat, mana yang tidak berkenan di hadapan Tuhan dan yang berkenan di hadapan Tuhan. Terang yang di bawa oleh Yesus adalah terang yang membimbing ke jalan yang benar. Karena tanpa terang itu orang akan hidup dalam kegelapan dan menuju kepada kebinasaan. Terang membawa kepada hidup yang kekal.
  1. Logos adalah inkarnasi Allah (Yoh 1:14)
Kembali lagi mengingat masalah logos menurut Stoa yang menggap bahwa Allah tidak akan mungkin turun ke dunia dalam bentuk inkarnasi dalam tubuh atau diri Yesus Kristus. Karena menurut mereka tubuh memiliki sitem syaraf dan tataan lain yang ruwet atau tidak teratur. Maka tidak mungkin jika Allah yang adalah teratur ada di dalam tubuh yang tidak teratur atau ruwet (bahasa jawa).
            Yohanes mengungkapakan bahwa Logos benar-benar beringkarnasi di dalam Yesus Kristus, menjadi manusia 100%. Keagungan Yesus, yaitu firman yang bersama dengan Allah/ Allah itu sendiri. Namun Ia tetap datang untuk menyelamatkan manusia. Hal ini dilakuakan karena kasihnya kepada umat-Nya.
  1. Logos sebagai Mediator (Yoh 1:14)
Banyak orang yang tidak dapat mengerti tentang Allah dan kebenarannya, namun melalui Dia Yesus yanga dalah logos memberikan pengertiaan tentang Firaman yang sebnarnya, Firman Yang hidup, yang memperkenalkan manusia kepada Allah yang sejati. Firman yang membawa perdamaian manusia dengan Allah yaitu melalui karaya penebusannya di atas kayu salib.
            Banyak orang tidak mengenal Allah, tetapi mereka dapat mengenal-Nya melalui Firman. Melalui-Nya, Allah mengatasi segala ciptaan (termasuk hal-hal materi dalam dunia), karena-Nya orang-orang tahu bahwa mereka adalah milik Allah dan Firman-Nya.[7]
Dalam kitab wahyu, dapat dilihat bahwa logos dalam pengertian menurut Yohanes, karena Kristus di sebut dengan logos Allah (why 19:13). Hal ini memperlihatkan hubungan erat anata kitab wahyu dengan Injil Yohanes dan merupakan salah satu tanda kemungkinan penulisnya adalah sama. Karena itu dapat di simpulkan bahwa gagasan tentang logos dalam PB merupakan gagasan khas Yohanes, namun juga di dukung oleh sumber-sumber lainnya. [8]

The Incarnation As Delineated In The Fourth Gospel
Inkarnasi berasal dari kata Latin, incanatio (“in” : masuk ke dalam; “caro/carnis”: daging). Secara bebas kata ini bisa kita artinya: “masuknya Allah ke dalam daging manusia dalam diri Yesus Kristus. Menurut Calvin inkarnasi berbicara tentang kesatuan anatara ilahi dan kemanusiaan dalam pribadi Yesus Kristus, tetapi bukan peleburan keduannya. Mungkin Calvin mengacu pada Kristologis Distinctio sed non separatio; ide-ide dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahakan. [9]
Dalam Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran. Dari ayat ini di terdapat dua opsi, yang pertama bahwa Firman telah menjadi manusia yang telah ada bersama-sama dengan manusia, dan opsi ke dua Anak Allah menyatakan dirinya melaui inkarnasi yang hidup sama dengan manusia yang lainnya. Diapun memiliki apa yang dimiliki manusia. Hal ini menunjukkkan kemanusiaan Yesus yang 100% [10].
Bukti-bukti kemanusiaan Yesus dalam Yohanes:
1.      Yesus datang sebagai manusia (Yoh 1:14; 1 Yoh 4:2)
2.      Yesus memiliki tubuh maupun psuche-jiwa/roh (Yoh 11:33, 1 Yoh 3:16)
3.      Yesus mengalami kelemahan Fisik ( Yoh 4:6)
4.      Yesus memiliki emosi (Yoh 11:33-35; 12:27; Yoh 7:44;10:31), dsb.
Selain bukti kemanusiaan, Yesus juga mempunyai bukti keallahan-Nya. Dia melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh manusia dna yang dpaat dilakukan oleh Allah. Yesus melakukan mujizat, penyembuhan , dia memiliki kuasa untuk membangkitkan orang mati sama seperti Bapa ( 5:21), bahkan dirinya pun bangkit dari antara orang mati. Yesus pun menunjukan bahwa dia adalah Allah, dengan menyebutkan bahwa dia adalah jalan kebenaran dan hidup (yoh 14:6), Dia adalah jalan menuju ke surga ke pangkian bapa, Yesus dengan Bapa (Allah adalah satu), kuasa Bapa dilimpahkan kepadaNya (Yoh 3:35). 
Dari kedua pernyataan di atas menyatakan bahwa Allah berinkarnasi di dalam diri Yesus Kristus. Yesus memiliki sifat kemanusiaan-Nya 100% dan memiliki sifat keilahiaan-Nya 100%.

             
The Incarnation In The First Epistle

Surat 1 yohanes menerangkan inkarnasi Yesus. Hal ini adalah pengulangan tentang apa yang di Tulis di dalam Injil Yohanes. Yohanes menyatakan bahwa :
  1. Yesus adalah Firman yang hidup. Mengunakan kata   ἀρχῆς yang merupakan  kata benda genetif feminim tunggal umum dari kata dasar  ἀρχή.  Yang di terjemahkan menjadi pada mulanya, awal dari segal sesuatu. λόγου kata benda genetif maskulin tunggal umum dari kata λόγος  yang diartikan sebagai firmana atau perkataan.  Maka dari bagian ini mejelaskan kesamaan pembahasanan di dalam injil Yohanes yang berbicara mengenai kekekalan Yesus. Yesus ada sebelum segala sesuatau ada.
  2.  Yesus adalah juga manusia. Dapat dilihat di 1 Yoh 1 yang mengatakan bahwa  “…………………. yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami………………………….”
  3.  Keilahian Yesus di terangkan dengan kalimat πρὸς τὸν πατέρα  yang dapat di artikan secara literal adalah face to face with father. Berarti Yesus meliki hubungan yang intim dan dekat dengan bapa.
  4. Yesus merupakan pengantara anata manusia dengan Allah Bapa. Yesus adalah pendamian dosa kita dengan Allah Bapa,  1 Yoh 2:2 “yaitu melalui kematiannya di kayu salib. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. “ dengan adanya penebusan maka kita mendapatkan jaminan keselamatan yang Cuma-Cuma, adanya pengampunan, ketika kita jatuh dalam dosa, namun bagiamanpun juga manusia sudah rusak scara total. 



Parctical Implications Of The Incarnation

Implikasi dari doktrin inkarnasi ini adalah menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan, yang diciptakan oleh Allah dari yang tiada menjadi ada. Manusia adalah ciptaannnya yang sempurna,  “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh3:16 ITB) inilah bukti bahwa Allah mengasihi manusia, dia memberikan Yesus sebagai alat untuk memperdamaiakan manusia dengan Allah. Yang berbuat dosa adalah manusia, dan karena itu hukumannya harus ditanggung oleh seorang manusia. Karena itulah Kristus harus menjadi seorang manusia yang sama seperti kita (Ro 8:3 Ibr 2:14-17) yang mempunyai tubuh dan jiwa / roh (pikiran, perasaan, kehendak). Jika Allah tidak berinkarnasi di dalam Yesus Kristus maka kita tidak akan mendapatkan keselamatan, kita tetap mendapatkan hukuman kekal. Selain itu Logos yang menjadi Yesus akan memberikan pengajaran yang tepat tentang Firman dan juga menjadi teladan hidup yang baik.
            Bagi gnostik logos berinkarnasi di dalam tubuh manusia adalah tidak mungkin, karena baginya manusia terdiri dari bagin rumit. Di sini sangat jelas bahwa apa yang tidak mungkin bagi pemikiran manusia sangat mungkin bagi Tuhan. 




Daftar Pustaka
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2008.
Guthrie , Donal. Theologi Perjanjian Baru 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
stibble, Mark. User’s Guide YP Christian Belief, Yogyakarata : KANISIUS, 2009.
Beasley-Murray, George R., Word Biblical Themes: John. London: Word Publishing, 1989
Bartens, Kees. Sejarah Filsafat Yunani Dari Thales Ke Aristoteles.Yogyakarta: Kanisius. 1999.
Hadiwijino, Harun. Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarata: Kanisius. 1980.
Ch. J.L.. Abineno, Yesus Sang Mesias dan Sang Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1999.


[1] J.L.Ch. Abineno, Yesus Sang Mesias dan Sang Anak. (Jakatra: BPK Gunung Mulia, 1999) 18
[2] Kees bartens, sejarah filsafat Yunani dari thales ke aristoteles.(yogyakarta: kanisius, 1999) 56
[3] Donal Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1 (Jakarata: BPK Gunung Mulia, ) 364
[4] Harun hadiwijino,Sejarah filsafat barat 1(Yogyakarata: Kanisius, 1980)58
[5] Donal Guthrie , Theologi Perjanjian Baru 1 (jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 370-373
[6] William Barclay, Pemahaman Alkitab setiap Hari. (jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008)105-107
[7] George R. Beasley-Murray, Word Biblical Themes: John, (London: Word Publishing, 1989) 24-25
[8] William barclay, Pah Injil yohanes pas 8-21, (jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008) 61-63
[9] Alister E Mcgrath, sejarah pemikiran reformasi, (jakarata: BPK Gunung Mulia, 2008) 288
[10] Donal Guthrie, Teologi perjanjian baru 1. (jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 248

1 komentar:

  1. Perkenankan sy bertanya kpd Mbak Admin.
    Inkarnasi Tuhan dlm bentuk/rupa manusia, apa benar termasuk melepaskan sifat keilahiannya? Bukankah di masih membawa mukjizat yg merupakan tanda keilahian? Dari mana mukjizat itu berasal dan untuk apa, kenapa tdk ia pergunakan untuk membuktikan secara langsung di depan orang2 yg akan menyalibkan dirinya?

    BalasHapus