Dalam paper Theologi
Perjanjian Baru 2, penulis memberikan judul mengenai incarnation atau inkarnasi
dari Yesus. Dalam Alkitab memang seringkali dikatakan bahwa
Yesus Kristus itu menjadi daging. Menjadi suatu perdebatan teologis apakah
Yesus Kristus sebelum turun ke dalam dunia sudah mempunyai natur manusia atau
Dia menjadi daging baru memiliki natur manusia. Yesus Kristus yang adalah
Allah, Allah yang adalah Roh, turun ke dalam dunia dan mengambil tubuh
sebagaimana tubuh kita sekarang. Inilah yang disebut sebagai inkarnasi. Dalam paper inkarnasi ini akan di
lihat inkarnasi dari Yohanes, sejarah inkarnasi, inkarnasi di dalam empat
injil, inkarnasi dalam surat Yohanes yang pertama, dan juga implikasi dari
doktrin inkarnasi.
Historical Antecedentd of the Logos- doktrin
Kata Logos berasal dari bahasa Yunani yang
artinya perkataan, kata dapat juga di artikan sebagai Firman. Dalam injil
Yohanes Konsep Logos dapat kita ketahui dari beberapa pandangan yang diuraikan
oleh beberapa pandangan umum yaitu menurut pandangan orang Yunani, Yahudi,
menurut pandangan Rasul Yohanes, dan juga menurut pandangan orang Kristen.
Pandangan
Yahudi:
Prolog Yohanes di mulai dengan kalimat “Ἐν ἀρχῇ ἦν ὁ λόγος, καὶ ὁ λόγος ἦν
πρὸς τὸν θεόν, καὶ θεὸς ἦν ὁ λόγος.” Atau pada mulanya adalah Firman. Hal ini
mengaingatkan mengenai Kej 1:1 “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi.” Firman telah ada, sebelum langit dan bumi di
ciptakan. Bagi orang yahudi Firman
sama dengan Torah. Sama seperti Hikmat
(Amsal 8:21-31), demikian juga Torah, menurut kepercayaan mereka telah
ada sebelum segala sesuatu dijadikan. Di mana hikmat telah ada bersama dengan
Allah sebelum segala sesuatunya diciptakan Allah bahkan hikmat ini dikatakan
sebagai pencipta dan mempunyai relasi yang intim dengan Allah[1].
Firman bukan hanya perkataan saja, tetapi juga perbuatan, atau dapat
dikatakan bahwa Firman itu aktif . Firman adalah hidup dan juga menghidupkan.
Padangan Yunani
Istilah
Yunani untuk firman adalah logos. Tetapi logos tidak hanya selalau berarti
firman, bisa juga berarti nalar,. Bagi Yohanes dan para pemikir besar yang sudah biasa dengan ide tersebut dua arti dari istilah logos selalu
berhubungan satu dengan yang lain . jikalau mengunakan istilah logos maka di
benak mereka terdapat dua arti sekaligus yaitu firman Allah dan nalar atau
pikiran Allah. Di bagian ini hanya menyebutkan dua tokoh filusuf yunani yang
memiliki pandangan logos.
- Herakleitos (Heraclitus). 5000 SM
Baginya logos adalah rasio, yang merupakan hukum yang menguasai
segala-galanya. Manusia perorangan (terutama jiwanya) juga mengambil bagain
dalam logos itu sendiri. Logos bersifat ilahi, tetapi tentu saja tidak boleh
ditafsirkans ebagai Allah yang personal
atau Allagh yang memiliki pribadi. Segala sesuatu yang terus berubah di
alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena adanya logos. Pandangan
tentang logos di sini tidak boleh disamakan begitu saja dengan konsep logos
pada mazhab Stoa. Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai
segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia. Dia
membayangkan bahwa logos sebagai sesuatu uang material karena pada waktu itu
Filsafat Yuani belum sangup mengerti namanya Rohani.[2]
- Stoa (345 SM)
Logos dalam ajaran stoa bukan hanya mempunyai arti sebagai rasio manusia,
melainkan sebagai rasio dunia yang kreatif yang sejajar dengan Allah, Zeus,
atau Allam. Kesejajaran ini di sebut dengan Panteisme yakni, pandangan bahawa
Allah dan Allah merupakan kenyataan yang satu dan sama. Kemudian Stoa memahami
logos sebagai prinsip rasional dari segala sesuatu yang hidup, dan pokok dari
rasional jiwa manusia. Para pengikut Stoa selalu terpukau akan keteraturan
dunia. Menurut mereka segala sesuatu dikendalikan oleh logos Allah. Orang stoa
membayangkan logos adalah api sorgawi sebagai sumber mula-mula dari segala
sesuatu. Jadi logos oti ada dalam segala sesuatu . melalui hal ini , konsep ini
membawa stoa kepada Panteisme secara teoritis. [3] Logos adalah kekuatan yang memberikan
makna kepada dunia; kekuatan yang membuat dunia menjadi teratur.[4]
The Logos – Doktrine In John
Rasul Yohanes merumuskan
pemikirannya mengenai Logos melalui
pengaruh dari beberapa pandangan yang telah ada sebelumnya, yaitu
melalui latar belakang Yahudi maupun Yunani. Hal ini merupakan konsep pendektan
Rasul Yohanes terhadap orang-orang Yunani maupaun Yahudi, yang telah mengenal
konsep Logos sebelumnya. Yohanes mengungkapkan bahwa Allah datang ke dunia
dalam wujud manusia yang adalah Yesus Kristus sendiri. Dalam hal ini kita dapat
melihat bahwa Rasul Yohanes mengatakan bahwa Firman itu adalah Allah bukan
hanya sekadar hikmat, kuasa atau reason seperti yang dikatakan oleh orang-orang
Yahudi.
Yohanes sendiri menyatakan
bahwa Logos ataua firman itu adalah Yesus hanya sebanyak 4x. hal ini bukan
berarti tidak penting, malahan ini adalah yang terpenting. Yohanes ingin
memperlihatkan Yesus sebagai logos yang benar
dengan maksud dan tujuan untuk mempersiapkan jalan penyampaian tentang
Yesus Kristus sebagai anak Allah.
Yohanes mengatakan tentang Logos itu menimbulkan pengharapan bahwa Yesus akan di perlihatkan sebagai
seorang yang bukan hanya seorang manusia saja tetapi Allah jugaYohanes
menyatakan adanya hubungan antara Bapa dengan Yesus (kej 1:1). Dalam surat 1 Yohanes, Logos menjadi Logos
yang hidup (1 Yoh 1:1 ) tetapi tetap di tujukan kepada Kristus. Firman itu
memberikan hidup sebagaiaman pendahulu injil Yohanes. Pentingnya dalam 1
Yohanes 1:1-2 khususnya ialah bahwa logos itu dengan tegus ditempatkan dalam
sejarah yang di dukung oleh saksi-saksi mata. [5]
Pandangan Yohanes mengenai Logos
anatara lain:
- Logos, Pencipta segala sesuatu (Yohanes 1:3,10,11)
Kelihatannya
aneh, ketika Yohanes menyebutkan bahwa segala sesuatu di ciptakan oleh Allah.
Hal ini disebabkan karena semasa hidup Yohanes terdapat ajaran yang sangat
berkembang yaitu ajaran Gnostisisme.[6]
Cirinya melakukan pendekatan secara
intelektual dan filosofis terhadap kekristenan. Ajaran ini memiliki teori
bahwa. Bahwa alam semesta di ciptakan
oleh Tuhan yang jahat. menurut kaum Gnostik, YHWH, Tuhan orang Yahudi adalah
seorang penjahat kejam yang menciptakan alam semesta hanya untuk mejebak roh
manusia ke dalam tubuh yang hina. Oleh
karena itu, kaum gnostik percaya bahwa materi sebagai ciptaan Tuhan adalah
jahat. Maka orang percaya bahwa dunia ini jahat dan bahwa dunia dijadikan oleh
Allah yang jahat.
Yohanes menekankan bahwa dunia adalah ciptaan Allah saja.
Kekristenan percaya kepada apa yang disebut dengangan penciptakan dari
ketiadaan dan kekristenan percaya bahwa dunia ini adalah dunia milik Allah.
- Logos adalah Terang dan di dalam Logos ada hidup ( Yoh 1:4,5,9,12,13)
Tugas seorang pembabtis
adalah menunjukan terang itu yang adalah Kristus, bahkan Yesus sendiri
menyebutkan bahwa dirinya adalah terang sebanyak dua kali. Terang disini bukan
hanya sekedar terang saja, namun terang yang memberikan kehidupan. Terang yang
menunjukan mana yang baik dan yang jahat, mana yang tidak berkenan di hadapan
Tuhan dan yang berkenan di hadapan Tuhan. Terang yang di bawa oleh Yesus adalah
terang yang membimbing ke jalan yang benar. Karena tanpa terang itu orang akan
hidup dalam kegelapan dan menuju kepada kebinasaan. Terang membawa kepada hidup
yang kekal.
- Logos adalah inkarnasi Allah (Yoh 1:14)
Kembali lagi mengingat
masalah logos menurut Stoa yang menggap bahwa Allah tidak akan mungkin turun ke
dunia dalam bentuk inkarnasi dalam tubuh atau diri Yesus Kristus. Karena
menurut mereka tubuh memiliki sitem syaraf dan tataan lain yang ruwet atau
tidak teratur. Maka tidak mungkin jika Allah yang adalah teratur ada di dalam
tubuh yang tidak teratur atau ruwet (bahasa jawa).
Yohanes mengungkapakan bahwa Logos benar-benar
beringkarnasi di dalam Yesus Kristus, menjadi manusia 100%. Keagungan
Yesus, yaitu firman yang bersama dengan Allah/ Allah itu sendiri. Namun Ia
tetap datang untuk menyelamatkan manusia. Hal ini dilakuakan karena kasihnya kepada umat-Nya.
- Logos sebagai Mediator (Yoh 1:14)
Banyak orang yang tidak
dapat mengerti tentang Allah dan kebenarannya, namun melalui Dia Yesus yanga
dalah logos memberikan pengertiaan tentang Firaman yang sebnarnya, Firman Yang
hidup, yang memperkenalkan manusia kepada Allah yang sejati. Firman yang membawa
perdamaian manusia dengan Allah yaitu melalui karaya penebusannya di atas kayu
salib.
Banyak orang tidak mengenal Allah, tetapi mereka dapat
mengenal-Nya melalui Firman. Melalui-Nya, Allah mengatasi segala ciptaan
(termasuk hal-hal materi dalam dunia), karena-Nya orang-orang tahu bahwa mereka
adalah milik Allah dan Firman-Nya.[7]
Dalam kitab wahyu, dapat dilihat bahwa logos dalam
pengertian menurut Yohanes, karena Kristus di sebut dengan logos Allah (why
19:13). Hal ini memperlihatkan hubungan erat anata kitab wahyu dengan Injil
Yohanes dan merupakan salah satu tanda kemungkinan penulisnya adalah sama.
Karena itu dapat di simpulkan bahwa gagasan tentang logos dalam PB merupakan
gagasan khas Yohanes, namun juga di dukung oleh sumber-sumber lainnya. [8]
The Incarnation As Delineated In The Fourth Gospel
Inkarnasi
berasal dari kata Latin, incanatio (“in” : masuk ke dalam; “caro/carnis”:
daging). Secara bebas kata ini bisa kita artinya: “masuknya Allah ke dalam
daging manusia dalam diri Yesus Kristus. Menurut Calvin inkarnasi berbicara tentang kesatuan
anatara ilahi dan kemanusiaan dalam pribadi Yesus Kristus, tetapi bukan
peleburan keduannya. Mungkin Calvin mengacu pada Kristologis Distinctio sed non
separatio; ide-ide dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahakan. [9]
Dalam Yohanes 1:14 Firman itu telah menjadi manusia,
dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan
yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan
kebenaran. Dari ayat ini di terdapat dua opsi, yang pertama bahwa Firman telah
menjadi manusia yang telah ada bersama-sama dengan manusia, dan opsi ke dua
Anak Allah menyatakan dirinya melaui inkarnasi yang hidup sama dengan manusia
yang lainnya. Diapun memiliki apa yang dimiliki manusia. Hal ini menunjukkkan
kemanusiaan Yesus yang 100% [10].
Bukti-bukti
kemanusiaan Yesus dalam Yohanes:
1.
Yesus datang sebagai manusia (Yoh 1:14; 1 Yoh 4:2)
2.
Yesus memiliki tubuh maupun psuche-jiwa/roh (Yoh 11:33, 1
Yoh 3:16)
3.
Yesus mengalami kelemahan Fisik ( Yoh 4:6)
4.
Yesus memiliki emosi (Yoh 11:33-35; 12:27; Yoh
7:44;10:31), dsb.
Selain bukti kemanusiaan,
Yesus juga mempunyai bukti keallahan-Nya. Dia melakukan apa yang tidak dapat
dilakukan oleh manusia dna yang dpaat dilakukan oleh Allah. Yesus melakukan
mujizat, penyembuhan , dia memiliki kuasa untuk membangkitkan orang mati sama
seperti Bapa ( 5:21), bahkan dirinya pun bangkit dari antara orang mati. Yesus
pun menunjukan bahwa dia adalah Allah, dengan menyebutkan bahwa dia adalah
jalan kebenaran dan hidup (yoh 14:6), Dia adalah jalan menuju ke surga ke
pangkian bapa, Yesus dengan Bapa (Allah adalah satu), kuasa Bapa dilimpahkan
kepadaNya (Yoh 3:35).
Dari kedua pernyataan di
atas menyatakan bahwa Allah berinkarnasi di dalam diri Yesus Kristus. Yesus
memiliki sifat kemanusiaan-Nya 100% dan memiliki sifat keilahiaan-Nya 100%.
The Incarnation In The First Epistle
Surat 1 yohanes menerangkan inkarnasi Yesus. Hal ini adalah pengulangan
tentang apa yang di Tulis di dalam Injil Yohanes. Yohanes menyatakan bahwa :
- Yesus adalah Firman yang hidup. Mengunakan kata ἀρχῆς yang merupakan kata benda genetif feminim tunggal umum dari kata dasar ἀρχή. Yang di terjemahkan menjadi pada mulanya, awal dari segal sesuatu. λόγου kata benda genetif maskulin tunggal umum dari kata λόγος yang diartikan sebagai firmana atau perkataan. Maka dari bagian ini mejelaskan kesamaan pembahasanan di dalam injil Yohanes yang berbicara mengenai kekekalan Yesus. Yesus ada sebelum segala sesuatau ada.
- Yesus adalah juga manusia. Dapat dilihat di 1 Yoh 1 yang mengatakan bahwa “…………………. yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami………………………….”
- Keilahian Yesus di terangkan dengan kalimat πρὸς τὸν πατέρα yang dapat di artikan secara literal adalah face to face with father. Berarti Yesus meliki hubungan yang intim dan dekat dengan bapa.
- Yesus merupakan pengantara anata manusia dengan Allah Bapa. Yesus adalah pendamian dosa kita dengan Allah Bapa, 1 Yoh 2:2 “yaitu melalui kematiannya di kayu salib. Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia. “ dengan adanya penebusan maka kita mendapatkan jaminan keselamatan yang Cuma-Cuma, adanya pengampunan, ketika kita jatuh dalam dosa, namun bagiamanpun juga manusia sudah rusak scara total.
Parctical Implications Of The Incarnation
Implikasi dari doktrin
inkarnasi ini adalah menyatakan bahwa manusia adalah ciptaan, yang diciptakan
oleh Allah dari yang tiada menjadi ada. Manusia adalah ciptaannnya yang
sempurna, “Karena begitu besar kasih Allah
akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya
setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang
kekal.” (Yoh3:16 ITB) inilah bukti bahwa Allah mengasihi manusia, dia
memberikan Yesus sebagai alat untuk memperdamaiakan manusia dengan Allah. Yang
berbuat dosa adalah manusia, dan karena itu hukumannya harus ditanggung oleh
seorang manusia. Karena itulah Kristus harus menjadi seorang manusia yang sama
seperti kita (Ro 8:3 Ibr 2:14-17) yang mempunyai tubuh dan jiwa / roh (pikiran,
perasaan, kehendak). Jika Allah tidak berinkarnasi di dalam Yesus Kristus maka
kita tidak akan mendapatkan keselamatan, kita tetap mendapatkan hukuman kekal.
Selain itu Logos yang menjadi Yesus akan memberikan pengajaran yang tepat
tentang Firman dan juga menjadi teladan hidup yang baik.
Bagi
gnostik logos berinkarnasi di dalam tubuh manusia adalah tidak mungkin, karena
baginya manusia terdiri dari bagin rumit. Di sini sangat jelas bahwa apa yang
tidak mungkin bagi pemikiran manusia sangat mungkin bagi Tuhan.
Daftar Pustaka
Barclay, William.
Pemahaman Alkitab Setiap Hari. Jakarta : BPK Gunung Mulia. 2008.
Guthrie , Donal. Theologi
Perjanjian Baru 1. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
stibble, Mark. User’s
Guide YP Christian Belief, Yogyakarata : KANISIUS, 2009.
Beasley-Murray,
George R., Word Biblical Themes: John. London: Word Publishing, 1989
Bartens,
Kees. Sejarah Filsafat Yunani Dari Thales
Ke Aristoteles.Yogyakarta: Kanisius. 1999.
Hadiwijino, Harun. Sejarah
Filsafat Barat 1. Yogyakarata: Kanisius. 1980.
Ch. J.L.. Abineno, Yesus
Sang Mesias dan Sang Anak. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1999.
[1]
J.L.Ch. Abineno, Yesus Sang
Mesias dan Sang Anak. (Jakatra: BPK Gunung Mulia, 1999) 18
[2]
Kees bartens, sejarah filsafat
Yunani dari thales ke aristoteles.(yogyakarta: kanisius, 1999) 56
[3]
Donal Guthrie, Teologi
Perjanjian Baru 1 (Jakarata: BPK Gunung Mulia, ) 364
[4]
Harun hadiwijino,Sejarah
filsafat barat 1(Yogyakarata: Kanisius, 1980)58
[5]
Donal Guthrie , Theologi
Perjanjian Baru 1 (jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 370-373
[6]
William Barclay, Pemahaman
Alkitab setiap Hari. (jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008)105-107
[7]
George R. Beasley-Murray, Word Biblical Themes: John, (London: Word Publishing,
1989) 24-25
[8]
William barclay, Pah Injil
yohanes pas 8-21, (jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008) 61-63
[9]
Alister E Mcgrath, sejarah
pemikiran reformasi, (jakarata: BPK Gunung Mulia, 2008) 288
[10]
Donal Guthrie, Teologi
perjanjian baru 1. (jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) 248
Perkenankan sy bertanya kpd Mbak Admin.
BalasHapusInkarnasi Tuhan dlm bentuk/rupa manusia, apa benar termasuk melepaskan sifat keilahiannya? Bukankah di masih membawa mukjizat yg merupakan tanda keilahian? Dari mana mukjizat itu berasal dan untuk apa, kenapa tdk ia pergunakan untuk membuktikan secara langsung di depan orang2 yg akan menyalibkan dirinya?